- Madura United
Dipuja saat Main di Tim-tim Besar Liga Indonesia, Pemain Naturalisasi ini Akui Kaget saat Harus Main Tarkam: Brutal Banget!
tvOnenews.com - Pemain asal paraguay yang sudah cukup lama berkarier di kancah sepak bola Indonesia, Silvio Escobar, menceritakan pengalamannya saat bermain tarkam.
Saat menjadi bintang tamu di kanal youtube Youtube Sport 77 Official, Silvio Escobar membagikan kisah saat dirinya harus bermain di turnamen sepak bola tarkam (antar kampung).
Sebelumnya, Silvio Escobar sendiri pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 2014 silam.
Silvio Escobar mengaku jika dirinya sempat mengikuti seleksi dengan Mitra Kukar namun tidak lolos.
Tak mau menyerah, Silvio Escobar mencoba peruntungan lagi dengan mengikuti seleksi Persepam Madura dan bermain di di ajang Inter Island Cup 2014.
Saat pertama di Indonesia, Silvio Escobar mengatakan jika dirinya merasakan suasana pertandingan yang luar biasa meriah.
Silvio Escobar sangat terkagum dengan antusiasme suporter Indonesia yang selalu memenuhi stadion saat pertandingan.
"Waktu di Inter Island Cup 2014 sudah suanan luar biasa, suporter full, di Paraguay juga suka sepak bola tapi tidak terlalu seperti disini," ungkap Silvio Escobar.
Setelah penampilannya di Inter Island Cup 2014, Silvio Escobar pun menandatangani kontrak dengan Persepam yang bermain di Liga Indonesia.
Sejak saat itulah, Escobar mulai merasakan bagaimana kerasnya permainan klub-klub di Liga Indonesia.
"Yang paling main keras itu tim Raja Ampat (Persiram) mereka tidak manusiawi, kita waktu itu main di Jogja mereka injak, di ludahi kita, wasit cuma bilang lanjut, wasit juga takut kayanya, serius ini," kata Escobar.
Sayangnya hanya semusim bermain di Indonesia, perjalanan karier Silvio Escobar harus terhenti setelah kompetisi Liga Indonesia saat itu dihentikan.
Saat itu, kompetisi Liga Indonesia saat itu tengah dibekukan karena adanya kisruh di dalam tubuh Federasi sehingga mendapatkan sanksi dari FIFA.
Hal itu membuat Escobar mulai mencicipi turnamen sepak bola antar kampung atau kompetisi tarkam.
"Tahun 2015 saya mau ke Bali cuma liga berhenti sekitar 4 bulan atau 5 bulan, disitu saya kenal tarkam saya diajak agen Agung," kata Silvio Escobar.
"Kita berhenti kompetisi ada beberapa pemain Paraguay yang tinggal disini, kita latihan dan ada orang Indonesia juga disitu. Jadi mungkin ada komunikasi dengan agen yang sedang cari pemain asing latin (buat Tarkam) disitu saya diajak," terangnya.
Saat bermain tarkam, Silvio Escobar mengaku kalau dirinya mendapatkan bayaran sebesar Rp 1.500.000 untuk satu kali bertanding.
"Pertama kali main Rp. 1.500.000 satu pertandingan, tapi jauh sekali, terus lapangan batu semua, tapi gimana lagi ya kita tidak ada pemasukan," ungkapnya.
"Seru, ada pemain tarkam yang berkualitas tapi itu masih gampang buat kita (profesional) karena waktu itu ada beberapa pemain yang sudah tua juga," ungkap Escobar.
"Dari situ mulai sering diajak buat tarkam hampir setiap hari dan harga naik karena cetak gol terus," sambungnya.
Meski begitu, Silvio Escobar sadar jika bermain tarkan memiliki resiko yang sangat tinggi untuk cedera.
Dia pun mengaku sebagai pemain profesional mengerti dan selalu berhati-hati saat bermain tarkam.
"Tapi kalo profesional kan kita tahu resikonya, jadi tau kapan ambil kapan tidak jadi resikonya kita tahu sendiri," ungkap Escobar.
Saat ini, Silvio Escobar sudah berstatus sebagai seorang WNI setelah pada tahun 2016 lalu dirinya memutuskan untuk menjalani proses naturalisasi.
(akg)