Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam..
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

Cerita Pelatih Arema Mentalnya Hancur Lebur saat Tragedi Kanjuruhan: Beban Saya Begitu Berat, Lihat Suporter Tewas di Pelukan Pemain

Senin, 3 Oktober 2022 - 16:06 WIB

Jakarta - Pelatih Arema FC, Javier Roca, menceritakan pengalaman pahitnya ketika kerusuhan pecah usai kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Sosok yang baru melatih Arema pada awal September kemarin begitu terpukul dengan tragedi Kanjuruhan. Banyak nyawa melayang akibat kelalaian dan ulah segelintir oknum tak bertanggung jawab. 

Roca pun buka suara mengenai situasi yang terjadi di Kanjuruhan. Dia menceritakan pengalaman pahitnya melalui radio Spanyol, Cadena Ser, melalui program Carrusel Deportivo, Minggu (2/10/2022). 

Roca kemudian berandai-andai. Tragedi menyedihkan sepak bola Indonesia ini bisa dicegah andai Arema tidak mengalami kekalahan dari Persebaya. 

Arema memang sempat menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada akhir babak pertama. Namun, gol pemain Persebaya pada babak kedua menghukum mental para penggawa Singo Edan.

"Saya hancur dari segi mental. Beban dan tanggung jawab saya begitu berat. Hasil menentukan apa yang terjadi. Jika imbang, i tidak akan terjadi. Kami tidak pernah menyangka ini bakal terjadi. Hubungan pemain dengan para suporter sangat bagus," kata Roca. 

Roca langsung pergi ke ruang ganti untuk bersiap mengikuti konferensi pers usai hasil memalukan melawan Persebaya. Dia mengaku kaget ketika mengetahui ada kerusuhan yang berujung hilangnya nyawa manusia. 

"Saya pergi ke ruang ganti. Beberapa pemain masih di lapangan. Ketika kembali dari konferensi pers, saya melihat tragedi di dalam stadion," tutur pelatih Arema tersebut. 

"Para pemain lewat dengan membawa korban. Saya lihat hal paling mengerikan saat korban masuk ke ruang ganti, untuk dirawat oleh tim dokter. Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," ujar Javier Roca

Kerusuhan di Kanjuruhan pecah akibat ulah oknum suporter yang tidak terima dengan kekalahan Arema. Mereka pun merangsek masuk ke lapangan. 

Para suporter yang lain kemudian tersulut emosinya usai melihat situasi di lapangan. Polisi kemudian mencoba memakai gas air mata untuk meredakan amukan massa. 

Sayangnya, sikap yang diambil polisi berakibat fatal. Hawa dan kandungan buruk gas air mata membuat suporter panik dan sesak napas. 

Akibatnya situasi menjadi semakin kacau, hingga berakibat hilangnya 125 nyawa manusia berdasarkan update terkini dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (mir)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:29
01:44
01:26
01:31
02:50
03:27
Viral