Ketua Umum PSSI (kanan) dan jajaran sambut tiga peristiwa menyenangkan..
Sumber :
  • pssi

Timnas Menang atas Kuwait, PSSI Pun Kalahkan Target Eleven di Pengadilan CAS

Kamis, 9 Juni 2022 - 10:52 WIB

Lausane, Swiss – PSSI merasakan kegembiraan berlapis. Selain kemenangan timnas atas Kuwait, PSSI juga menang atas perusahaan asal Belgia pada pengadilan olahraga dunia.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyambut gembira tiga peristiwa yang terjadi pada Rabu (08/06/2022) malam. Selain kemenangan tim nasional (timnas) senior 2-1 atas Kuwait pada kualifikasi Piala Asia 2023, timnas kelompok usia di bawah 19 tahun (U-19) juga meraih hasil lumayan.

Timnas U-19 menyudahi kiprah di Turnamen Maurice Revello 2022. Pada pertandingan terakhir, tim binaan PSSI mampu unggul lebih dulu sebelum bermain sama kuat dengan Aljazair. Namun timnas kurang beruntung pada babak adu penalti hingga terpaksa menerima hasil akhir 4-3 untuk lawan.

Indonesia menempati peringkat ke-10 Festival Olahraga Internasional Maurice Revello 2022 yang dulu terkenal dengan nama Tournamen Toulon di Prancis. Apa pun hasil akhir, tim U-19 sudah meraih hasil lebih baik daripada keikutsertaan pertama pada edisi 2017 saat timnas menelan tiga kekalahan.

Di luar pertandingan dua kategori timnas, PSSI pun memenangi pertarungan di meja pengadilan. CAS (The Court of Arbitration for Sport) atau Pengadilan Arbitrase Olahraga yang berkedudukan di Swiss memenangkan federasi sepakbola atas tuntutan hukum dari sebuah perusahaan swasta dari Belgia.

Menurut informasi dari Sophie Roud, pengacara yang ditunjuk PSSI di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), Targert Eleven sebagai Pemohon tidak bisa memenuhi persyaratan yang diajukan oleh CAS melalui surat pada 03 Juni 2022. Hingga 06 Juni, Pemohon tidak melengkapi persyaratan yang diminta.

"Mengingat hal di atas dan dengan Pemohon tidak bisa memenuhi syarat yang ditentukan oleh CAS, Presiden Divisi Arbitrase Biasa CAS atau wakilnya akan memberikan perintah penghentian perkara sesuai dengan pasal R64.2 paragraf 2 dari Kode Arbitrase terkait Olahraga,’’ lapor Sophie Roud kepada PSSI.

Anggota Komite Eksekutif PSSI, Ahmad Riyadh, mengatakan, "PSSI tentu sangat senang dengan kabar gembira ini. Kepengurusan PSSI saat ini tidak tahu-menahu dengan apa yang dilakukan kepengurusan PSSI di tahun 2013. Sekarang semua sudah jelas setelah adanya keputusan dari CAS itu.”

Belum ada informasi tentang tanggapan dari pihak Pemohon, Target Eleven. Apalagi CAS pun belum mengeluarkan vonis selain pernyataan dari pengacara PSSI di Lausane, Swiss, yang mengatakan “Presiden Divisi Arbitrase Biasa CAS atau wakilnya akan memberikan perintah penghentian perkara”.

 

Berawal dari Utang Lama

Kasus bermula dari tuntutan Target Eleven yang menyatakan PSSI berutang sebesar $47 juta atau sekitar Rp672 miliar. Utang terjadi kala PSSI melakukan kerja sama dengan perusahaan agensi olahraga yang berkantor pusat di Brussel, Belgia, pada 2011, untuk pengelolaan kompetisi profesional di Indonesia.

Patrick Mbaya, selaku General Manager Target Eleven, menyampaikan bahwa PSSI menunjuk resmi pihaknya pada Juni 2013. Dan dalam keterangannya, Mbaya menyebutkan bahwa pengelolaan dua divisi Liga Indonesia berlangsung selama sepuluh tahun dengan nilai total kerja sama mencapai triliun rupiah.

Atas permintaan dari PSSI, Patrick Mbaya lantas melakukan beberapa perjalanan ke Jakarta, Indonesia, untuk keperluan kerja sama. Mbaya membawa serta Sir David Richard dan Phil Gartside, mantan Chairman Bolton Wanderers, anggota Exco Premier League Inggris, dan mantan CEO Stadion Wembley, London.

Kedatangan para petinggi pengurus sepakbola dari klub dan stadion di Inggris, menurut Patrick Mbaya, merupakan bagian dari upaya untuk mendapat masukan dan transformasi pengetahuan manajemen bagaimana mengelola kompetisi profesional agar berjalan sukses dan menguntungkan secara finansial.

Mbaya menyatakan, dua pihak, PSSI dan Target Eleven, sepakat dengan pengelolaan hak siar televisi yang nilainya mencapai 1,5 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp21 triliun. Melihat tahun pelaksanaan kerja sama, PSSI saat itu berada di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin selaku Ketua Umum periode 2011-2015.

Dalam kurun waktu dari 2015 hingga 2022, sudah terjadi empat pergantian Ketua Umum PSSI. Setelah Djohar Arifin Husin, empat nama memimpin organisasi sepakbola Indonesia, yakni La Nyala Mattalitti (pada 2015), Edy Rahmayadi (2016-2019), Joko Driyono (Januari 2019), dan Mochamad Iriawan (Desember 2019). (raw)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral