- Instagram/@sinisamihajlovic_
Pelatih Legendaris Sinisa Mihajlovic Meninggal Dunia Karena Leukemia, Ini Gejala yang Harus Disadari
Jakarta – Berita duka hadir dari lini sepak bola mancanegara. Hal ini lantaran sosok legendaris Sinisa Mihajlovic, mantan pelatih Red Star Belgrade meninggal dunia.
Diketahui Sinisa Mihajlovic meninggal dunia pada hari Jumat (16/12/2022) di usianya yang ke-53 tahun. Sinisa Mihajlovic berpulang setelah berjuang melawan penyakit ganas, leukemia.
Selama ini Sinisa Mihajlovic memiliki kiprah yang besar di dunia persepakbolaan Indonesia. Dirinya dikenal sebagai raja tendangan bebas, karena kerap mencetak gol spektakuler dari tendangan bebas.
Diketahui Sinisa Mihajlovic mengawali kariernya di dunia sepak bola dengan bergabung pada tim lokal Yugoslavia, Borovo pada 1986-1988. Pada kesempatan ini Sinisa Mihajlovic berposisi sebagai bek tengah.
Sinisa Mihajlovic (Instagram/@Sinisamihajlovic_)
Sinisa Mihajlovic juga diketahui sempat bergabung dengan klub-klub kondang negaranya, termasuk Vojvodina (1988-1990) dan Red Star Belgrade (1990-1992). Sejak saat itulah kariernya langsung menanjak hingga direkrut juga oleh AS Roma.
Sementara itu, puncak karier Sinisa Mihajlovic diketahui saat dirinya bergabung dengan Lazoi dan Inter Milan pada era 1998-2006. Ketika bergabung dengan Lazio dirinya berhasil membawa Le Aquile meraih Scudetto keduanya pada 1999-2000.
Prestasi ini juga dilakukannya ketika membela Inter Milan. Selama bergabung dengan Inter Milan, Sinisa Mihajlovic berhasil membawa pulang piala Liga Italia 2005-2006, Copa Italia, dan Supercoppa Italiana.
Setelah kariernya yang mentereng tersebut, Sinisa Mihajlovic lantas pensiun sebagai pemain sepak bola pada tahun 2006. Dirinya kemudian debut sebagai asisten pelatih di Inter Milan selama dua tahun.
Tak lama berselang, Sinisa Mihajlovic juga menggunakan masa pensiunnya untuk melatih klub-klub besar Italia, di antaranya Bologna, Florentina, Sampdoria, Torino, hingga AC Milan.
Bukan sekadar berprestasi ketika menjadi pemain, Sinisa Mihajlovic juga moncer sebagai pelatih. Diketahui ia berhasil membawa AC Milan pada tahun 2015-2016 berada di peringkat 7 klasemen.
Hingga akhirnya pada tahun 2019, Sinisa Mihajlovic hijrah menjadi pelatih Bologna. Beberapa prestasi yang berhasil diraih Mihajlovic selama menjadi pelatih adalah Serbia Coach of The Years dan Sport Legend Award.
Terbaru, pada tahun 2022 dirinya terpilih sebagai pelatih terbaik bulan April di Liga Italia 2022. Sementara terkait penyakitnya, Mihajlovic divonis mengalami leukemia sejak 2019.
Meski dirinya sedang dalam kondisi sakit namun semangatnya tidak pernah mati. Diketahui Sinisa Mihajlovic tetap bekerja untuk melatih klub Italia Bologna di tengah kondisinya yang kurang prima tersebut.
Namun sakit tidak dijadikan alasan oleh Sinisa Mihajlovic untuk tidak profesional. Pasalnya, ia tetap berusaha memberikan kontribusi yang terbarik sebagai pelatih Bologna.
Meski demikian, pada 6 September 2022 lalu, kerja sama antara Bologna dan Sinisa Mihajlovic akhirnya disudahi lebih cepat. Hal ini karena rentetan hasil buruk yang dialami oleh tim Bologna.
Leukimia yang dialami oleh Sinisa Mihajlovis
Sementara itu, leukemia yang dialami oleh Sinisa Mihajlovi sendiri merupakan nama lain untuk kanker darah. Penyakit ini terjadi karena tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal.
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun juga berisiko mengalami penyakit leukemia. Sementara itu, dilansir dari Alodokter penyakit yang dialami oleh Sinisa Mihajlovic ini bisa terjadi karena beberapa penyebab.
Misalnya, memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit leukemia, kelainan genetika, kelainan darah, kebiasaan merokok, pernah menjalani pengobatan kanker sebelumnya, hingga berada di lingkungan yang terpapar bahan kimia.
Masih dari sumber yang sama, leukemia ini umumnya baru memunculkan tanda-tanda ketika sel kankernya sudah mulai menyerang tubuh. Gejalanya pun bervariasi, sehingga cukup sulit untuk dideteksi melalui gejala fisik.
Namun ada keluhan umum yang kerap dialami penderita leukemia, antara lain demam dan menggigil, lelah yang tak kunjung hilang, penurunan berat badan drastis, gejala anemia, bintik merah di kulit, sering mimisan, tubuh mudah memar, keringat berlebihan (terutama di malam hari), mudah terkena infeksi, muncul benjolan di leher, dan perut terasa tidak nyaman.
Meski demikian, leukemia tidak bisa dideteksi secara pemeriksaan fisik saja. Perlu dilakukan tes darah dan aspirasi sumsum tulang untuk memastikan penyakit ini.
Karena itu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter jika mengalami lebih dari satu gejala leukemia di atas. Semakin dini pemeriksaan maka akan semakin besar potensi kesembuhan yang dimiliki oleh pasein. (Lsn)