Skandal Romelu Lukaku Usai Dihubungkan dengan Juventus, Ultras Inter Milan Geram Setelah Merasa Ditipu
tvOnenews.com - Ultras Curva Nord Inter Milan menyebut Romelu Lukaku sebagai seorang 'mercenary' setelah melakukan pengkhianatan karena dikaitkan dengan Juventus.
Istilah mercenary dituduhkan pada prajurit yang sengaja dibayar untuk berperang tanpa memiliki ideologi sendiri.
Lukaku diharapkan akan dipatenkan di San Siro setelah menghabiskan masa pinjaman di Inter Milan selama satu musim. Alih-alih akan dipatenkan, Lukaku justru dikaitkan dengan Juventus.
Penyerang asal Belgia ini dituduh melakukan balas dendam pada tim setelah Simone Inzaghi menyimpannya di bangku cadangan saat final Liga Champions musim lalu.
Dilansir dari laman Daily Mail, Curva Nord sebelumnya mengecap Lukaku karena hengkang dari Inter Milan ke Chelsea pada 2021 lalu.
Saat itu Curva Nord mengecap kepergian Lukaku karena dianggap terlena dengan biaya yang dikeluarkan Chelsea.
Berselang dua tahun, giliran Ultras Inter Milan yang membuat pernyataan soal Lukaku yang tak punya pendirian dengan menjulukinya sebagai tentara bayaran keji yang murahan melalui akun media sosial mereka.
"Dia yang mengkhianatimu dan akan melakukannya lagi, bukan karena dia menikmatinya, tapi karena itu memang sifatnya," tulis pernyataan itu.
"Ya, karena Romelu yang mengkhianati kita semua, yang membela anda dengan pedang selama masa sulit," lanjut pernyataan tersebut.
Ultras Inter Milan merasa Lukaku seperti menusuk mereka dari belakang dan rela hengkang hanya karena ada penawar tinggi.
Mereka menyebut Lukaku seharusnya bersikap seperti pria sejati. .
Lukaku telah mencetak 14 gol di semua kompetisi selama masa peminjaman di Inter Milan pada musim lalu.
Pemain berusia 30 tahun ini tidak mampu menyamai penampilannya saat dua tahun lalu berseragam Inter Milan.
Romelu Lukaku Diserang Ultras Inter Milan, Ditolak Juventus
Meski Romelu Lukaku dihubungkan dengan Juventus, namun sambutan dingin justru dikeluarkan oleh penggemar Juventus.
Penggemar merasa tidak menginginkan Lukaku untuk bermain di Turin.
Bahkan sekelompok pendukung Juventus melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk kecaman agar manajemen tak membawa Lukaku.
Hal ini karena Lukaku pernah bermasalah dengan penggemar Juventus, dimana 171 orang suporter Juventus diskors setelah dianggap melakukan pelecehan rasial pada Lukaku pada April lalu.
Saat itu suporter membuat Lukaku menjadi sasaran amarahnya dengan chant chant rasial. Lukaku sempat mendapatkan kartu kuning kedua karena memberikan gestur diam pada selebrasinya yang dianggap wasit merupakan gestur provokatif.
Inter mengajukan banding atas larangan bermain pada Lukaku sampai akhirnya Presiden Federasi Italia, Gabriele Gravina yang turun tangan langsung dan membatalkan larangan tersebut.
Meski Lukaku tak jadi mendapatkan sanksi, namun 171 suporter mendapatkan diskors karena dianggap melecehkan Lukaku.
(hfp)