- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Dituduh Ada Pemain Titipan di Timnas Indonesia U-17 dan Anti Pemain Keturunan, Bima Sakti Akhirnya Buka Suara
tvOnenews.com - Timnas Indonesia U-17 besutan Bima Sakti gagal lolos ke babak 16 besar Piala Dunia U-17. Padahal status mereka sebagai tuan rumah dan diperkuat dengan pemain keturunan.
Saat ditanya alasan mengapa timnya tampil kurang maksimal, Bima Sakti justru beranggapan bahwa anak didiknya sudah cukup baik dengan persiapan yang singkat.
Apalagi kebanyakan para pemain Tim U-17 Indonesia tidak melakoni kompetisi yang berhenti akibat pandemi Covid-19 dan Tragedi Kanjuruhan.
Saat ditanya adakah anak kesayangan Bima Sakti di skuad yang dibawa ke Piala Dunia U-17 ini, pelatih berusia 47 tahun itu menjawab tegas.
“Nggak ada. Sama semuanya, kalau mereka salah ya kami arahkan,” kata Bima di tayangan Youtube Bebas Podcast Id, Selasa (27/11/2023).
Begitu pula soal tudingan pemain titipan di Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti membantahnya.
“Nggak ada pemain titipan. Saya juga ingin menang, karena sepak bola kan kelihatan, nggak bisa dipaksakan kalau memang dia nggak bagus,” ujarnya.
Adapun pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 ini terdiri dari pemain yang memenangkan Piala AFF U-16 2022, seleksi di 12 kota besar se-Indonesia, program Gadura Select, dan 2 pemain diaspora dari 10 lebih pemain yang diseleksi.
Selanjutnya Bima Sakti ditanya soal anti pemain diaspora dan lebih senang pemain lokal, legenda Timnas Indonesia menjawab.
“Nggak, lah. Kalau memang diaspora ingin hadir di Indonesia harus punya kontribusi yang lebih daripada pemain yang lain,” ujar Bima Sakti.
“Kemampuannya harus di atas rata-rata, kalau ngambil pemain (diaspora) dengan kualitas setara kasihan para pemain lokal,” imbuhnya.
Sebab secara tidak langsung itu bisa mengubur mimpi pesepakbola muda Indonesia yang sudah ikut sekolah atau akademi, mereka juga ingin main di Timnas.
“Kalau kualitasnya sama, ya kita pilih yang lokal,” tegasnya.
Bima juga menceritakan bahwa ada pemain diaspora satu lagi yang menarik hatinya, yakni Chow Yun Damanik. Namun sayang dia terkendala urusan administrasi sehingga sulit dikejar pendaftarannya.
“Padahal dia punya kualitas setelah dilihat cara bermainnya. Ibu dan bapaknya sempat nganter lalu nonton berharap dia masuk timnas,” tuturnya.
(Foto: PSSI)
Bahkan sang agen bilang kalau Damanik tidak diambil oleh Indonesia kemungkinan dia diamankan Swiss. Pemain keturunan Medan itu sempat mencetak penalti menunjukkan mentalnya yang kuat.
Mentalitasnya menurut Bima Sakti sama seperti pemain yang dididik di Eropa dan Amerika Latin lainnya, seperti Welber dan Amar.
“Ini mereka kan di klub besar. Welber di Sao Paulo dan memang main di U-17-nya. Amar main di Hoffenheim U-17 Jerman dan memang main. Termasuk Damanik di Lausanne dia main,” jelas Bima Sakti.
“Bukan yang bayar orang tuanya untuk sekolah bola lalu sang anak bermain di situ. Jadi mereka memang berkualitas,” tambahnya.
Lalu untuk memilih starting line up, Bima Sakti menegaskan bahwa itu dinilai dari performa saat latihan.
“Kita lihat juga calon lawannya siapa, kemudian diskusi dengan tim pelatih ada Frank dan coach Indra untuk menentukan siapa yang main dan siapa yang disimpan,” terangnya.
(amr)
Temukan artikel menarik tvOnenews.com lainnya di sini, Google News.