- PSSI Pers
Terungkap Sosok Dibalik Tren Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia, Diminta Ketum PSSI Bikin Database Waktu Liburan di Bali
tvOnenews.com - Tren naturalisasi yang dilakukan PSSI untuk menambah pemain timnas Indonesia menjadi sorotan pecinta sepak bola tanah air.
Dalam waktu tiga tahun, tiba-tiba belasan pemain keturunan Indonesia bergabung dengan timnas Indonesia maupun tengah menjalani proses naturalisasi.
Ternyata ada sosok Tenaga Ahli Kemenpora Bidang Diaspora dan Kepemudaan, Hamdan Hamedan yang membuka jalan pemain keturunan untuk bisa membantu timnas Indonesia berkembang pesat.
Pada awalnya, Hamdan yang memang pernah tinggal di luar negeri untuk kuliah ini dihubungi oleh Ketua Umum PSSI pada 2022 lalu, Mochamad Iriawan untuk membuat database pemain diaspora yang bisa memenuhi syarat bermain di timnas Indonesia.
"Saya tidak menyangka saya nyemplung di naturalisasi, karena saya lagi liburan di Bali saya ditelpon ketua umum untuk membantu menyelesaikan Jordi Amat, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama," kata Hamdan Hamedan dari Kanal YouTube Nalar TV Indonesia dikutip Minggu (24/12/2023).
Hamdan memang bukan orang baru di antara diaspora Indonesia. Dia sempat mengemban jabatan sebagai Direktur Eksekutif di Indonesian Diaspora Network-United sebelum akhirnya diminta PSSI bergabung sebagai utusan untuk mengurus pemain keturunan.
Saat itu pula, Hamdan membuka jalan lain untuk pemain diaspora lainnya bergabung dengan timnas Indonesia melalui proses naturalisasi termasuk saat menyiapkan skuad untuk timnas Indonesia U-20 yang seharusnya bertanding di Piala Dunia U-20.
"Jadi saya terlibat membantu Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struick dan Justin Hubner," kata Hamdan.
Hamdan pun mengungkapkan awal bagaimana dia bisa menemukan para pemain diaspora ini. Dimana dia diminta untuk mengumpulkan data pemain diaspora keturunan Indonesia untuk dinaturalisasi demi timnas Indonesia.
Data tersebut kemudian diberikan pada pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Shin Tae-yong kemudian menyodorkan nama-nama yang direkomendasikannya untuk mendapatkan paspor Indonesia.
"Shin Tae-yong, sepengatahuan saya, saya membuat database dan saya share database tersebut, kemudian yang mengolah, memilih dan mengajukan adalah Shin Tae-yong," kata Hamdan.
Hamdan Hamedan bersama pemain timnas Indonesia, Rafael Struick. Dok. Instagram/Hamdan Hamedan
Selama Hamdan ada di PSSI pun, keinginan Shin Tae-yong untuk mendapatkan pemain yang dinaturalisasi itu pun dipenuhi.
"Permintaan itu dipenuhi, pada saat saya di pssi semua terpenuhi, sampai saat itu tren naturalisasi tersebut berjalan," katanya.
Kini Hamdan pun diminta untuk membantu Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo melakukan hal serupa yakni mengumpulkan database dari atlet-atlet diaspora lainnya seperti atlet atletik, renang dan basket.
Dengan apa yang sudah dilaluinya ini, Hamdan mengaku bangga pada pemain diaspora yang akhirnya bisa membela Merah Putih.
Bahkan Hamdan mengaku sempat menangis saat Shayne Pattynama mencetak gol ke gawang Irak dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia beberapa waktu lalu.
"Saya sampai nangis, waktu Shayne cetak gol ke Irak saya terharu, sedih, senang dalam waktu yang sama," kata Hamdan.
Hamdan pun mengakui proses naturalisasi atlet di Indonesia menarik perhatian publik karena regulasi ketat di Indonesia untuk naturaliasi.
Berbeda dari negara lainnya, setiap warga Indonesia hanya bisa memiliki satu kewarganegaraan. Ditambah dengan aturan FIFA yang menyebut pemain naturalisasi harus pemain keturunan paling tidak dua tingkat.
"Piramida tertinggi itu ada timnas, dan ada celah, kesempatan utnuk memanfaatkan pemain diaspora untuk membela timnas Indonesia," kata Hamdan.
Hamdan pun memastikan bahwa pencarian bakat pemain di dalam negeri terus dilakukan dengan bantuan stakeholder lainnya yang ada di piramida sepak bola Indonesia termasuk dari tingkat akar rumput hingga klub profesional.
Dia pun mengakui bahwa pemain naturalisasi juga manusia. Sehingga ketika pemain naturalisasi bermain buruk, akan ada risiko kritik yang menimpa mereka.
"Kalau pemain sepak bola itu pemain publik, akan ada dua arah nantinya, kalau main bagus dipuji, main buruk dikritik dan itu adalah wajar," kata Hamdan. (hfp)