Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong.
Sumber :
  • PSSI

Korea Selatan Gunakan Pelatih Internim, Shin Tae-yong Jadi Contoh Rangkap Jabatan di Timnas Indonesia

Kamis, 29 Februari 2024 - 04:19 WIB

tvOnenews.com - Federasi Sepak Bola Korea Selatan menunjuk pelatih Timnas Korea Selatan U-23, Hwang Seon-hong menjadi pelatih internim untuk Timnas Korea Selatan di Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Dengan ditunjuknya Hwang Seon-hong sebagai pelatih internim, maka pelatih berusia 55 tahun ini merangkap jabatan pelatih Timnas Korea Selatan sekaligus Timnas Korea Selatan U-23. 

Rangkap jabatan memang bukan hal yang baru di sepak bola Korea. Namun kritikan tetap dilayangkan pada keputusan KFA karena Hwang Seon-hong harus memimpin skuad untuk Piala Asia U-23 yang juga menjadi kualifikasi Olimpiade 2024 Paris. 

Media Korea Selatan, Footballist pun turut mengkritik rangkap jabatan tersebut. Karena dua agenda Timnas Korea U-23 dan senior sama-sama penting bagi wajah Korea Selatan. 

"Jika melihat kasus yang sudah ada dimana pelatih merangkap jabatan, belum ada pelatih yang memiliki tanggung jawab besar seperti bermain di Kualifikasi Olimpiade (Piala Asia U-23) dan Kualifikasi Piala Dunia," tulis Footballist, dikutip Kamis (29/2/2024). 

Footballist juga memberikan contoh pelatih Korea Selatan yang juga mengemban tugas berat karena rangkap jabatan. 

Adalah pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong yang sudah sejak awal ditugaskan untuk bertanggung jawab atas timnas kelompok umur dan Timnas Indonesia. 

"Ada beberapa kasus dimana pelatih bertanggung jawab atas timnas senior dan timnas U-23 secara bersamaan, bukan hanya menjadi pelatih internim, seperti Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia," tulis Footballist. 

Bak dua mata pisau, tanggung jawab pelatih untuk memegang lebih dari satu timnas bisa berakhir dengan hal positif dan negatif. 

"Pelatih waktu penuh dibandingkan pelatih interim belum tentu merupakan pilihan buruk karena bisa membawa keberlangsungan timnas," tulis Footballist. 

Sayangnya, contoh kegagalan lebih banyak dibandingkan contoh keberhasilan ketika para pelatih memegang lebih dari satu timnas. 

Media Korea Selatan ini turut mencontohkan bagaimana pelatih Jepang Hajime Moriyasu yang justru gagal ketika mennjabat sebagai pelatih Timnas Jepang dan Timnas Jepang U-23 pada 2020 lalu. 

"Pelatih Moriyasu berhasil mencapai babak semifinal Olimpiade 2020, tapi gagal meraih medali sehingga menjadi kekecewaan suporter," tulis Footballist.

Namun kegagalan justru kembali dialami Moriyasu ketika timnya terhenti di posisi 16 besar Piala Dunia 2022 serta gagal meraih trofi di Piala Asia 2023.(hfp)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:41
02:26
01:40
01:52
01:01
05:01
Viral