- Kolase tvOnenews
Walau Pernah Melanglang Buana Sampai ke Eropa, Striker Lokal Ini Belum Sekalipun Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia Senior
tvOnenews.com - Pernah menyandang status wonderkid hingga berkarier di Eropa tak menjadi jaminan pemain ini bisa menarik perhatian pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong.
Di awal karier profesionalnya, pemain yang berposisi sebagai striker ini langsung diboyong oleh klub legendaris Liga Belanda yakni FC Utrecht.
Namun sampai saat ini, pemain tersebut masih belum mendapat kesempatan dipanggil Shin Tae-yong meski Timnas Indonesia sedang kekurangan striker.
Seperti diketahui, Shin Tae-yong biasanya memilih pemain yang telah memahami visi bermainnya untuk tampil bagi Timnas Indonesia.
Selain itu, pemain keturunan hingga lokal yang memutuskan untuk berkarier di luar negeri juga menjadi kriteria utama Shin Tae-yong dalam menentukan penggawa Garuda.
Mulai dari Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam, hingga Pratama Arhan menjadi pemain lokal di luar negeri yang selalu menjadi andalan Timnas Indonesia.
Tidak hanya itu, Shin Tae-yong juga kerap memanggil pemain keturunan yang masih berada di level tertinggi kompetisi Eropa ke skuad Garuda.
Kebijakan Shin Tae-yong tersebut tampaknya ampuh karena Timnas Indonesia tampil luar biasa dalam tiga turnamen besar yang diikuti beberapa waktu terakhir.
Di Piala Asia 2023, Timnas Indonesia untuk pertama kalinya lolos dari babak penyisihan grup semenjak berpartisipasi pada tahun 1996 silam.
Sementara itu, skuad Garuda membuka asa lolos ke ronde tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 usai dua kali menjinakkan musuh bebuyutan di ASEAN, Vietnam.
Pun halnya di Piala Asia U23 yang mencapai semifinal hingga berkesempatan tampil di play-off antar benua Olimpiade Paris 2024 melawan Guinea.
Serangkaian hasil positif tersebut membuat Shin Tae-yong beserta anak asuhnya di Timnas Indonesia menuai ragam pujian dari penggemar sepak bola.
Meski dikenal suka memanggil pemain yang berkarier di luar negeri, namun anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar lantaran ada satu pemuda yang hingga kini belum pernah ia beri kesempatan.
Dia adalah Bagus Kahfi yang sempat dijuluki sebagai wonderkid usai membawa Timnas Indonesia asuhan Fakhri Husaini menjuarai Piala AFF U16 pada 2018 silam.
Ketika itu, Bagus Kahfi menjadi pencetak skor terbanyak di Piala AFF U16 2018 dengan torehan 13 gol dari tujuh pertandingan sepanjang turnamen tersebut.
Bagus Kahfi bahkan memainkan peran kunci dalam keberhasilan Timnas Indonesia mencapai babak perempat final Piala Asia U16 2018, termasuk saat kandaskan tim kuat, Iran.
Sederet pencapaian impresif Bagus Kahfi membuatnya berkesempatan tampil untuk dua klub besar Eropa yakni FC Utrecht (Liga Belanda) dan Asteras Tripoli (Liga Yunani).
Namun cukup disayangkan, karier Bagus Kahfi di dua klub Eropa itu tidak berjalan mulus karena dirinya lebih sering berkutat dengan cedera.
Di FC Utrecht, Bagus Kahfi hanya pernah bermain sebanyak dua kali, sedangkan di Asteras Tripoli dia sama sekali tidak pernah dimainkan oleh timnya.
Kondisi itulah yang kemudian membuat Bagus Kahfi memutuskan kembali ke Indonesia dan bermain untuk klub Liga 1 bersama saudara kembarnya Bagas Kaffa di Barito Putera.
Bagus Kahfi saat bergabung dengan FC Utrecht (Source: Antara)
Bersama Barito Putera, Bagus Kahfi menjadi pilihan utama di posisi winger dan pada musim ini telah mencatatkan 33 penampilan dengan dua gol dan empat assist.
Meski punya banyak pengalaman bersama Garuda Muda hingga pernah berkarier di Eropa, namun Shin Tae-yong tidak sekalipun memanggil Bagus Kahfi ke Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong lebih memercayakan posisi striker Timnas Indonesia kepada Rafael Struick dan Dimas Drajad meski lini depan sedang kesulitan mencetak gol.
Selain Shin Tae-yong, Indra Sjafri pun tidak melibatkan Bagus Kahfi ketika Timnas Indonesia U-23 meraih medali emas di SEA Games 2023 Kamboja. (han)