- PSSI
Sampai Menitikkan Air Mata, Cerita Shin Tae-yong di Playoff Olimpiade Timnas Indonesia U-23 Lawan Guinea
Jakarta, tvOnenews.com - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memiliki cerita sendiri saat babak playoff Olimpiade antara Timnas Indonesia U-23 melawan Guinea.
Saat itu, Timnas Indonesia U-23 yang selangkah lagi menuju Olimpiade justru dikalahkan oleh Guinea dengan skor 1-0 di Stade Pierre Pibarot, Prancis, 9 Mei 2024 silam.
Saat itu, Shin Tae-yong gagal mencatatkan sejarah baru dengan membawa Olimpiade setelah Guinea mencetak gol penalti dari Ilaix Moriba.
Shin Tae-yong geram dengan keputusan wasit asal Prancis, Francois Letexier dalam pertandingan tersebut.
"Jika itu dianggap pelanggaran, pelanggaran terjadi di luar kotak penalti, seharusnya mereka memberikan tendangan bebas di luar garis, bukan penalti," kata Shin Tae-yong dari kanal YouTube Lee Kyung-kyu.
Shin Tae-yong bahkan mendapatkan kartu merah dan diusir dari lapangan.
Saat itu, Shin Tae-yong geram dengan keputusan wasit yang menuduh pemainnya menekel pemain Guinea.
Menurutnya, pemainnya mengejar bola, bukan kaki pemain lawan. Namun wasit sudah meniup peluit bahkan ketika pemainnya baru menyentuh bola.
"Jadi saya berkata ini tidak benar, saya mengumpat dengan segala macam kata, 'apakah ini (wasit) FIFA?' sambil marah padahal Presiden FIFA juga hadir," kenang Shin Tae-yong.
Setelah tenang, Shin Tae-yong naik ke tribun penonton dan menitikkan air mata.
Pelatih berusia 53 tahun ini terharu karena dukungan suporter padanya ketika dia memperjuangkan ketidakadilan di lapangan.
"Saat ituu mereka menjadi lebih bersemangat, mereka merasa saya berjuang untuk mereka, jadi saat itu juga, saya merasa frustasi, sangat marah hingga meneteskan air mata," kata Shin Tae-yong.
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong mengaku banyak kejanggalan di laga playoff Olimpiade 2024. Dok. PSSI
Shin Tae-yong mengakui banyak kejanggalan dalam playoff Olimpiade tersebut bahkan dari sebelum pertandingan.
Dia bertanya-tanya kenapa pertandingan penting seperti playoff Olimpiade dimainkan di salah satu lapangan tempat pemusatan latihan Timnas Prancis, bukan di stadion yang layak.
Masalah selanjutnya adalah wasit yang memimpin pertandingan tersebut. Dimana wasit yang memimpin berasal dari Prancis.
Bahkan tim yang menang akan berada di Grup A dan satu grup dengan Prancis.
Bahkan Francois Letexier pun tidak mau berbahasa Inggris dan hanya berbahasa Prancis selama pertandingan berlangsung.
Ini pun menguntungkan Guinea yang mana Prancis menjadi bahasa ibu mereka karena bekas jajahan Prancis.
"Padahal wasit Prancis itu bukan wasit yang tidak berpengalaman, dia juga wasit Piala Dunia, jadi sejak awal dia sudah memiliki niat itu, tidak seharusnya olahraga seperti itu, seharusnya dengan fair play," kata Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong mengakui pelatih tak asal emosi ketika keputusan wasit dianggap merugikan tim.
Timnas Indonesia memiliki tim analis video yang bisa menjadi bukti bahwa pemain benar-benar tidak melakukan pelanggaran.
"Ada wasit yang sengaja tidak adil meskipun mereka tidak berniat begitu, mereka bisa membuat kesalahan karena mereka manusia," kata Shin Tae-yong.
"Tapi kita bisa lihat apakah niat mereka memang sengaja atau tidak, kita bisa tahu," kata Shin Tae-yong. (hfp)