Pemain Timnas Indonesia, Mees Hilgers saat berhadapan dengan pemain Bahrain..
Sumber :
  • AFC

Bahrain Hanya Kena Denda Sebegini Apabila Menolak Lawan Timnas Indonesia di Jakarta, PSSI Jauh Lebih Rugi Meski Skuad Garuda Menang WO

Minggu, 20 Oktober 2024 - 14:23 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Masyarakat Indonesia dibuat gemas dengan ulah Bahrain yang secara mengejutkan menolak datang ke Jakarta untuk melawan Timnas Indonesia.

Adapun Timnas Indonesia bakal bertindak sebagai tuan rumah melawan Bahrain pada Maret 2025 dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Namun, Bahrain melalui asosiasi sepak bolanya (BFA) menyatakan secara resmi menolak datang ke Jakarta untuk melawan Timnas Indonesia.

Bahrain pun sudah menyampaikan hal itu kepada AFC dan FIFA serta meminta agar lokasi pertandingan dipindah ke tempat netral.

Alasan Bahrain ogah main di Jakarta, karena faktor keamanan dan keselamatan. 

Bahrain takut dengan ancaman dari suporter Timnas Indonesia melalui media sosial bakal mengganggu keamanan pemainnya jika bertandang ke Jakarta.

"Asosiasi akan mengirimkan permintaan untuk memindahkan lokasi pertandingan dari Indonesia untuk menjaga keamanan tim Bahrain, karena (keamanan) ini adalah prioritas utama kami," tulis pernyataan resmi BFA, dikutip Minggu (20/10).

Permintaan Bahrain itu buntut dari hujatan masif oleh suporter Timnas Indonesia melalui media sosial terhadap Bahrain dan wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin laga skuad Garuda versus Bahrain pada 10 Oktober 2024 lalu.

Kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf itu dianggap berat sebelah, bias, dan tidak adil hingga membuat suporter Timnas Indonesia kecewa serta marah.

Imbasnya, tak hanya Ahmed Al Kaf, Timnas Bahrain termasuk para pemainnya juga terkena semprot dan hujatan dari suporter skuad Garuda melalui media sosial.

Adapun salah satu kekecewaan berat suporter Indonesia, yakni saat Ahmed Al Kaf  menambahkan menit waktu tambahan babak kedua menjadi 90+9 yang menyebabkan Timnas Indonesia kemasukan gol oleh Bahrain. Pertandingan pun berakhir 2-2.


Pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen berhadapan dengan pemain Bahrain. (Foto: AFC)

AFC pun sudah menyampaikan pernyataan resminya. AFC akan menanggapi serius kekhawatiran pihak Bahrain tersebut.

"AFC menanggapi kekhawatiran ini dengan serius dan berkomitmen penuh untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua pemain, ofisial, dan penggemar, sekaligus mengutuk segala bentuk pelecehan dan ancaman daring," tulis pernyataan resmi AFC, dikutip Minggu (20/10).

"AFC akan membahas masalah ini lebih lanjut dengan FIFA, BFA, dan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terjamin bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pertandingan," tulis pernyataan resmi AFC.

Berdasarkan dokumen regulasi Kualifikasi Piala Dunia 2026 halaman 10, jika Bahrain tetap nekat tidak datang bertandang ke Jakarta untuk bertanding melawan Timnas Indonesia dengan alasan yang tidak kuat, maka Timnas Bahrain dianggap mengundurkan diri.

Dalam aturan tersebut, jika sebuah tim mengundurkan diri setelah kompetisi dimulai, maka akan dikenakan denda minimal CHF 40.000.

"Setiap asosiasi yang mengundurkan diri antara waktu penyerahan formulir pendaftaran dan dimulainya kompetisi pendahuluan akan dikenakan denda sekurang-kurangnya CHF 20.000. Setiap asosiasi yang mengundurkan diri setelah dimulainya kompetisi pendahuluan akan dikenakan denda sekurang-kurangnya CHF 40.000," bunyi regulasi tersebut.

Jika diubah ke dalam rupiah, 40 ribu Swiss Franc itu sama saja sekitar Rp714,8 juta. Sementara, dalam aturan FIFA lainnya, Bahrain bisa dikenakan denda tambahan sebesar 10.000 Swiss Franc sehingga total denda yang dapat dikenakan FIFA terhadap Bahrain, yakni sekitar Rp893,5 juta.

Lebih parahnya, Komite Disiplin FIFA bisa mengenakan sanksi tambahan kepada Bahrain, yaitu didiskualifikasi dari kompetisi.

Selain Bahrain, PSSI pun juga bakal mengalami kerugian. Meski jika Bahrain tidak datang ke Jakarta dan dianggap kalah WO dari Timnas Indonesia, tetapi PSSI tidak bisa mendapatkan pemasukan dari penjualan tiket laga kandang versus Bahrain itu.

Contohnya, saat Timnas Indonesia menjamu Austraia beberapa waktu lalu. Penonton yang hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yakni 70.059 orang.

Jika harga rata-rata tiket Rp550 ribu, maka PSSI bisa mendapat pemasukan kotor mencapai Rp78 miliar.

Kendati demikian, hingga saat ini belum ada keputusan apapun dari AFC maupun FIFA terkait permintaan Bahrain itu. (dpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
16:05
02:17
00:55
03:29
12:48
02:03
Viral