PSSI Buka-bukaan Ungkap Perlakuan Tak Ramah Bahrain ke Timnas Indonesia, Sumardji: Nilainya 5 Lah, Tapi Arab Saudi Lebih Parah

Jakarta, tvOnenews.com - Manajer Timnas Indonesia, Sumardji buka-bukaan perlakuan Bahrain saat skuad Garuda bertandang ke negaranya untuk menjalani pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia 2026.

Pada Kamis (10/10/2024) lalu, Timnas Indonesia menghadapi Bahrain dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pertandingan itu berakhir imbang dengan beragam kontroversi.

Salah satu kontroversi besar adalah ketika wasit Ahmed Al Kaf tidak kunjung menghentikan pertandingan padahal waktu sudah habis. Akhirnya, Timnas Indonesia harus menerima skor seri dari Bahrain.

Ternyata, selain kejadian tidak adil saat pertandingan berlangsung, Timnas Indonesia juga mengalami kejadian tidak menyenangkan selama berada di negara Timur Tengah tersebut.

Situasi di balik layar itu diungkapkan oleh Sumardji dalam Podcast Bebas bersama Arya Sinulingga di akun YouTube-nya.

Sebagai sosok yang berada di balik layar dan merasakan jatuh bangun anak-anak asuh Shin Tae-yong, Sumardji menceritakan ada pengalaman unik selama menjalani laga di dua negara Timur Tengah yakni Bahrain dan Arab Saudi.

Awalnya, Arya Sinulingga menanyakan bagaimana perlakuan Bahrain kepada Timnas Indonesia mengingat saat pertandingan saja sudah dicurangi.

Menanggapi hal itu, Sumardji akhirnya mengungkapkan situasi tidak menyenangkan yang sempat dialami timnya saat berada di negara itu.

"Itu perlu saya sampaikan, yang pertama saya tentu berterima kasih pada Federasi Bahrain, walaupun mohon maaf kalau menurut saya secara pribadi dan tim, itu ada sesuatu yang tidak maksimal dalam memberikan pelayanan pada tamu lah," ujar Sumardji, dikutip Minggu (27/10/2024).

Ia membandingkan dengan perlakuan PSSI setiap menyelenggarakan laga internasiona di Indonesia.

Semua pelayanan selalu diberikan secara maksimal kepada tim lawan karena dianggap sebagai tamu negara yang harus dihormati.

Meski demikian, Sumardji tak menjelaskan apa saja masalah yang dialami oleh skuad Garuda karena tidak ingin terkesan menjelek-jelekkan.

"Ya, kalau blak-blakan saya ngomong kok enggak bagus juga. Tapi jujur dalam hati saya, terutama saya ditunjuk jadi manajer di situ kan. Membawahi anak-anak. Jadi kalau menurut saya, kurang sih," ungkap dia.

Namun, ia jujur mengaku bahwa jika diberi nilai 1 sampai 10, Bahrain hanya mendapatkan nilai 5.

"(Skala) antara 5 atau 6 lah," tambah dia.

Meski begitu, rupanya ada pernyataan mengejutkan dari Sumardji ketika ditanya mengenai perlakuan Arab Saudi saat Timnas Indonesia bertandang ke sana dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 beberapa waktu lalu.

Menurut Sumardji, yang dialami skuad Garuda bahkan lebih buruk daripada di Bahrain.

"Arab Saudi itu malah di bawahnya. Oh iya. Di bawahnya," ujarnya menegaskan.

Manajer Timnas Indonesia itu pun menjelaskan bahwa lokasi hotel ke lapangan sebenarnya tidak jauh, sekitar 15 menit.

Namun, entah kenapa dalam perjalanan banyak rute yang ditutup sehingga rombongan skuad Garuda mencapai lapangan membutuhkan waktu lebih lama.

"Kita jarak lapangan cuma, taruhlah kalau normal mungkin 15 menit. Itu bisa ditempuh 1 jam setengah. Diputar-putar kita," kata dia.

Bahkan, beberapa kali tim ofisial sempat adu mulut dengan polisi yang menjaga jalanan di Arab Saudi.

"Polisi di sini jaga, kita belok enggak boleh. Kita harus berantem dulu sama polisi di sana. Yaudah lah kita ngalah. Saya bilang, maunya ke mana ikuti sajalah," kata dia lagi.

Sumardji pun mengaku menjadi merasa lebih bangga pada Bangsa Indonesia yang tidak pernah mempersulit tamu meski itu adalah tim lawan sepak bola.

Selain itu, suporter Timnas Indonesia juga selalu hadir di pertandingan-pertandingan luar negeri.

"Saya bangga benar lah sama warga kita itu. Di Arab Saudi dan Bahrain. Di Bahrain itu bahkan suporter kita dari mana-mana datang ke situ. Top lah pokoknya," tambah dia. (iwh)