- Kolase Tim tvOnenews
Walau Dijuluki Tim Kuat di Asia, Coach Justin Tegas Wanti-wanti Pemain Timnas Indonesia untuk Tak Main di Liga Jepang: Mereka Itu Cuma Mau...
tvOnenews.com - Pengamat sepak bola Indonesia, Coach Justin pernah menegaskan kepada para pemain Timnas Indonesia untuk tidak bermain di Liga Jepang, dia ungkap alasan di balik itu.
Coach Justin, pandit dan komentator sepak bola ternama di Indonesia, dikenal vokal mengkritik taktik Shin Tae-yong dan perilaku pemain timnas jika dianggap jelek atau kelewat batas.
Meski demikian, Coach Justin juga menjadi sosok yang paling mendukung agar kontrak Shin Tae-yong diperpanjang oleh PSSI karena perkembangan signifikan para pemain sejak di bawah asuhan STY.
Terlihat bahwa Shin Tae-yong sukses membawa Timnas Indonesia lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dan akan segera menghadapi salah satu tim terkuat, Jepang, pada bulan November mendatang.
Terlepas dari hal tersebut, Coach Justin ternyata pernah mewanti-wanti pemain Timnas Indonesia untuk jangan main di Liga Jepang.
Kolase foto Coach Justin dan Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Sumber: Kolase tvOnenews.com
Hal tersebut Coach Justin sampaikan di sebuah kesempatan talk show bertajuk 'Kasih Paham CAPT' di YouTube TS Media, dan membongkar fakta soal pemain Indonesia di Liga Jepang.
Coach Justin mengakui bahwa sepak bola dan Timnas Indonesia telah mengalami peningkatan sejak ditangani oleh Shin Tae-yong serta PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir.
"Kalau soal Timnas nggak ada kritikan, kalau gak ada kritik masa kita harus kritik, kan lucu," papar Justin dilansir youtube TS Media dikutip tim tvOnenews.com pada Senin (28/10/2024).
Bukan bermaksud peres, Coach Justin menegaskan bahwa ia tak dibayar siapapun karena tak mengkritik PSSI.
"Intinya gua dibebasin mau mengkritik atau tidak, dan so far PSSI, Jeje juga tahu gua selalu dukung PSSI dan dukung Shin Tae-yong," terangnya.
"Karena jalannya udah bener, it goes up and down, tapi trennya ke atas, kadang kita kalah, kadang naik, kadang main jelek, kadang main bagus, tapi trennya ini ke atas, ini fakta. Bukan pendapat gue," jelasnya.
Lebih lanjut, Coach Justin menyampaikan kritiknya tentang klub di Liga Jepang.
"Jepang itu parah, gua itu yang bantu Stefano Lilipaly main di Jepang," tuturnya.
Saat itu, Coach Justin mengaku ada orang Jepang yang mencari pemain Indonesia untuk bermain di J1 League atau Liga Jepang.
"Gua bilang nggak, ajak Lilipaly aja, dia di Belanda gua telpon, gau panggil dia Fano kan, eh Fano ada klub Jepang, lu mau nggak," tuturnya.
"Gua bukan agen, gua hanya temannya Stefano Lilipaly, oke kalau lu mau, gua kasih email lu ke mereka, kontak langsung dan bermain di sana," papar Justin.
Pemilik nama lengkap Justinus Lhaksana ini menyatakan bahwa pemain kelahiran Belanda itu kurang mendapat menit bermain selama merumput di Liga Jepang.
"Sangat sedikit lah, hanya friendly match. Gak lama Stefano Lilipaly cabut, di klub yang sama Irfan Bachdim (masuk), dan nggak main juga," papar Justin.
Coach Justin menegaskan bahwa mereka merekrut pemain-pemain dari Indonesia atau sekelas timnas Indonesia hanya untuk mendapatkan penonton Indonesia.
"Untuk mendapat exposure," timpali Natascha Germania yang memandu talk show.
Berdasarkan catatan Transfermarkt, Stefano Lilipaly mantan punggawa timnas Indonesia itu pernah bermain klub jepang bernama C'dole Sapporo.
Coach Justin juga menyinggung nasib Pratama Arhan ketika bermain di Tokyo Verdy.
"Habis itu Arhan, Arhan kan sebelumnya di Jepang," bebernya.
Di kesempatan yang sama, Jeje (Penerjemah Shin Tae-yong) bertanya ke Coach Justin soal alasan mengapa pemain timnas Indonesia seperti Pratama Arhan kurang mendapat kesempatan bermain di Liga Jepang.
Menjawab hal tersebut, Coach Justin menegaskan bahwa mereka hanya mencari exposure di media sosial, karena besarnya massa publik sepak bola Indonesia.
"Murni untuk kepentingan sosial media di Indonesia, biar mereka nonton J League. Contoh keempat, Justin Hubner marah-marah dia, dia gak pernah dimainin," ungkapnya.
Menjawab hal tersebut, Coach Justin menegaskan bahwa mereka hanya untuk mencari exposure di media sosial, karena besarnya massa publik sepak bola Indonesia.
"Murni untuk kepentingan sosial media di Indonesia, biar mereka nonton J League," paparnya.
"Contoh keempat, Justin Hubner marah-marah dia, dia gak pernah dimainin. Dia bilang Cerezo Osaka ini memanfaatkan gua untuk sosmednya, Justin Hubner sendiri yang bilang di media," bebernya.
"Gak heran, karena ini kasus keempat, gua bilang ke Arhan, kalau bisa jangan ada pemain kita ke Jepang lagi lah," terangnya.
Pandit senior ini masih memperbolehkan jika pemain Indonesia hendak bermain di Liga Korea Selatan, karena berkaca dari pengalaman kapten timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam yang masih sering dimainkan.
"Ke Korea, Asnawi masih sering main, Arhan dikasih kesempatan walaupun kartu merah ya, minimal dikasih kesempatan," tegas Caoch Justin.
"Di Jepang sama sekali gak, itu gua agak kesel juga, jujur," tambahnya. (ind/asl)