Erick Thohir Terang-terangan Akui Timnas Indonesia Punya Faktor Keberuntungan di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengakui bahwa ada faktor keberuntungan yang bermain untuk Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Skuad Garuda sedang berjuang untuk bisa mengamankan tiket lolos ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Indonesia sebenarnya sudah pernah bermain di putaran final Piala Dunia, namun itu terjadi pada edisi 1938, ketika belum merdeka.

Selain itu, Indonesia pada saat itu masih bernama Hindia-Belanda, jadi jika lolos ke Piala Dunia 2026 maka akan menjadi yang pertama bagi skuad Garuda.

Tim asuhan Shin Tae-yong itu mengokupasi peringkat ketiga di klasemen sementara Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Mereka memiliki poin yang sama dengan tiga tim di belakangnya, yaitu Arab Saudi, Bahrain, dan China.

Namun, Timnas Indonesia juga hanya terpaut satu poin dari Australia yang kini menempati peringkat kedua klasemen sementara.

Untuk lolos langsung ke putaran final, skuad Garuda perlu finis di dua besar, yang mana situasi itu terbuka pada saat ini.

Tim asuhan Shin Tae-yong bakal melawat ke Australia pada Maret 2025, dan sebuah kemenangan akan mengantarkan mereka ke posisi kedua di klasemen.

Peluang semakin terbuka karena Timnas Indonesia kemungkinan akan diperkuat oleh penyerang baru mereka, Ole Romeny, pada bulan Maret mendatang.

Ole Romeny menjadi amunisi tambahan bagi Shin Tae-yong yang sudah memiliki banyak pemain berkualitas di skuadnya pada saat ini.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyadari bahwa pihaknya memiliki keberuntungan ini, yaitu ketersediaan para pemain diaspora yang percaya kepada proyek untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.

“Kami beruntung karena ada banyak pemain diaspora kami yang tinggal di luar negeri dan percaya kepada proyek ini,” kata Erick kepada Reuters.

“Kami semua ingin lolos ke Piala Dunia, kami ingin lolos ke Olimpiade, dan inilah mengapa para pemain di Eropa percaya kepada program ini,” kata Erick.

Erick menuturkan bahwa para pemain keturunan itu ingin mempersembahkan sesuatu yang sentimental kepada orang tua serta kakek-neneknya meski selama ini tinggal di luar.

“Mereka ingin kembali kepada akar mereka karena itu sentimental untuk mama, papa, nenek, dan kakek,” tuturnya.

“Inilah hal yang saya bawakan kepada mereka, program yang bagus dan sebuah mimpi yang ingin kami wujudkan,” tambah Erick. (rda)