Tak Tahan lagi, Anak Shin Tae-yong Akhirnya Bicara Jujur soal Perlakuan PSSI di Balik Layar ke Sang Ayah: Selama 5 Tahun…

tvOnenews.com - Keputusan mengejutkan dari PSSI yang mengumumkan pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia, jadi sorotan tajam.

Keputusan ini tentu menarik perhatian banyak pihak, tak terkecuali anak dari pelatih asal Korea Selatan tersebut, Shin Jae-won.

Dalam beberapa komentar, Shin Jae-won mengungkapkan kekecewaannya terhadap cara PSSI memperlakukan ayahnya selama 5 tahun menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Setelah pengumuman pemecatan Shin Tae-yong, Shin Jae-won tak bisa lagi menahan emosinya.

Di kolom komentar unggahan PSSI terkait pemberhentian sang ayah, ia mengungkapkan rasa kecewanya dan bahkan menyindir keputusan tersebut.  

"Dia (Shin Tae-yong) telah membawa Timnas Indonesia sampai ke tahap ini dan beginilah kalian memperlakukannya. Kerja bagus, PSSI. Kalian akan menyesali keputusan kalian," ungkap Shin Jae-won dengan nada menyindir.  

Selain itu, Shin Jae-won juga menyuarakan kekesalannya melalui akun Instagram resmi Timnas Indonesia.

Dalam komentarnya, ia menyatakan bahwa sang ayah telah memberikan segalanya untuk membawa Indonesia ke titik ini, namun perlakuan yang diterima tidak sesuai dengan pengorbanan tersebut.  

“Mari kita lihat bagaimana kalian akan melangkah lebih jauh tanpa dia. Dia telah memberikan segalanya untuk menempatkan Indonesia pada tahap ini,” tulis Shin Jae-won, yang seolah menantang PSSI untuk membuktikan keberhasilan tanpa Shin Tae-yong di kursi pelatih.  

Shin Jae-won tak hanya berhenti pada komentar bernada sindiran, tetapi juga menyebutkan bahwa selama lima tahun masa kepelatihan, banyak hal yang tidak diketahui publik mengenai perlakuan PSSI terhadap sang ayah.

Ia mengungkapkan bahwa meskipun ia ingin berbicara lebih banyak, ada banyak hal yang harus disimpannya demi keluarga.  

"Banyak yang mau aku katakan tentang bagaimana PSSI memperlakukan ayahku selama 5 tahun, tapi aku akan tetap diam," ungkapnya.

Komentar ini menambah ketegangan terkait hubungan antara Shin Tae-yong dan PSSI, yang selama ini terkesan terlihat baik-baik saja di luar, namun ternyata menyimpan permasalahan di balik layar.  

Komentar tersebut langsung memicu berbagai reaksi dari warganet di X yang ikut menyoroti perlakuan PSSI terhadap pelatih asal Korea Selatan itu.

Beberapa netizen memberikan dukungan kepada keluarga Shin, menyatakan bahwa mereka juga merasa PSSI tidak memberikan penghargaan yang cukup atas kerja keras Shin Tae-yong selama ini.  

Reaksi dari warganet di media sosial juga cukup beragam. Beberapa di antaranya mengkritik PSSI atas keputusan pemecatan tersebut, menyebut bahwa keberhasilan yang telah diraih Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong seharusnya dihargai.

"Nih kalau nggak bisa lolos Pildun bakal diketawain keluarga STY plus knetz," tulis salah satu netizen, menyarankan bahwa kegagalan di Piala Dunia mendatang bisa menjadi ejekan bagi PSSI.

Ada pula yang memberikan dukungan kepada Shin Jae-won, dengan menyarankan agar keluarga Shin membongkar perlakuan PSSI melalui media lain.

“Bongkar, tapi tunggu bapak lu sama timnya balik Korea biar aman. Bongkar lewat podcast-podcast YouTuber Korea,” ujar seorang netizen.

Pecahnya hubungan antara Shin Tae-yong dan PSSI juga memicu perdebatan soal keberhasilan dan kegagalan di Timnas Indonesia.

Sejumlah penggemar sepak bola berpendapat bahwa meskipun hasil Timnas Indonesia di bawah Shin Tae-yong tidak selalu memuaskan, ia tetap berhasil membawa perubahan positif yang signifikan.

Termasuk memperbaiki mentalitas pemain dan memberi tim kesempatan untuk berkompetisi di level internasional.  

Namun, tidak sedikit pula yang merasa bahwa setelah hampir lima tahun melatih, seharusnya PSSI mengevaluasi lebih baik terkait apa yang telah dicapai dan apa yang perlu diperbaiki.

Mereka berpendapat bahwa pelatih baru mungkin dibutuhkan untuk membawa perubahan yang lebih segar untuk Timnas Indonesia, terutama dalam mencapai prestasi lebih tinggi di ajang internasional.  

Kini, keputusan PSSI pun menjadi bahan perbincangan yang tak kunjung selesai, terutama mengenai dampaknya terhadap masa depan Timnas Indonesia. (adk)