Laporan Utama: Prasangka Berdarah dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Jakarta, tvOnenews.com - Kasus kekerasan dalam rumah tangga yang membuat nyawa yang melayang menjadi concern semua pihak. Mengingat makin marak kejadian kejahatan belakangan ini aparat kepolisian dan psikolog menekankan pentingnya pengendalian diri atas segala hal demi mencegah kekerasan dalam rumah.
Perilaku temperamental terkadang dapat menyeret seseorang untuk melakukan hal-hal di luar akal sehat.
Pentingnya pengendalian emosi menjadi kunci atas langkah apa yang harus diambil menyelesaikan masalah.
Namun hal itu tidak berlaku bagi James Lodewyk Tomatala (61) Warga Jalan Serayu, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.
Akibat dibakar api cemburu, James tega menghabisi nyawa istrinya. Sang istri yang menjadi korban adalah Ni Made Sutarini (55).
Dengan kondisi mengenaskan, Ni Made Sutarini kehilangan nyawa di dalam rumahnya.
Korban ditemukan dalam ember di teras rumah. Tubuh Sutarini dimutilasi oleh suami sendiri.
Menurut keterangan tetangga sempat terdengar suara ribut dan teriakan korban. Namun tak lama suara teriakan itu menghilang. Selama ini warga mengenal James adalah sosok yang temperamental.
Berdasarkan hasil tes kejiwaan kondisi James normal dan sadar akan segala perbuatannya.
Kepada polisi, James mengaku kesal pada istrinya karena memilih pisah hidup dengannya. James juga menuduh Sutarini menyukai pria lain. James pun naik pitam lantas melakukan penganiayaan berat hingga berujung pada kematian istrinya.
Emosi yang disebabkan dari cemburu buta memang dapat mendorong seseorang melakukan hal yang sangat keji, bahkan kepada keluarganya sendiri.
Psikolog Rosmini mengatakan bahwa emosi dapat membuat perilaku seseorang meledak-ledak.
“Pada waktu seseorang ada di puncak emosi negatifnya itu tidak ada rem yang memberikan satu hal yang bisa mengatur dirinya sehingga perilakunya itu bisa meledak-ledak gitu. Bisa saja dia memukul sekelilingnya, misalnya bangku kursi, dan sebagainya. Tapi bisa juga pada target yang bersangkutan. Dia pikir dengan dia melakukan hal tersebut apa yang dia inginkan bisa tercapai atau tersampaikan,” tutur Rosmini.
Alasan cemburu buta juga memicu terjadinya tragedi pembunuhan empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan yang sempat menggemparkan publik.
Dalam rekonstruksi yang dikelar Polres Metro Jakarta Selatan di rumah kontrakan Gang Roman Kebagusan Jagakarsa, ada 42 adegan diperankan oleh Panca sang ayah yang tega menjagal anak-anaknya.
10 adegan terkait kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan Panca terhadap istrinya serta 32 adegan lain yang merupakan detik-detik Panca membunuh keempat anaknya.
Dalam rekonstruksi, pada saat yang Panca menulis pesan di dalam laptop, dirinya merasa kecewa terhadap istrinya. (awy)