Carut Marut Penerimaan Siswa Baru di Sejumlah Daerah karena Sistem Zonasi
Tegal, tvOnenews.com - Penerimaan peserta didik baru tahun 2024 bermasalah di sejumlah daerah. Di Tegal Jawa Tengah puluhan warga geruduk sebuah sekolah lantaran curiga adanya dugaan kecurangan dalam sistem tersebut.
Sementara salah satu sekolah di Madiun Jawa Timur hanya mendapatkan 4 orang calon siswa baru.
Puluhan warga dari dua desa menggeruduk SMK Negeri 1 Warureja Kabupaten Tegal Jawa Tengah.
Warga curiga akan adanya dugaan kecurangan dalam proses pendaftaran peserta didik baru atau PPDB yang digelar pihak sekolah.
Kecurigaan itu berawal dari banyaknya anak dari Desa Sigentong dan Desa Sidamulya, Kecamatan Warureja tidak diterima di sekolah tersebut padahal letak SMK Negeri 1 Warureja sangat dekat dengan kedua namun hanya 14 anak saja yang diterima.
Kini warga berharap siswa dari desanya menjadi prioritas dalam PPDB.
Mengetahui adanya dugaan kecurangan, pihak desa setempat mengaku kecewa padahal pihak desa memiliki andil besar saat berdirinya sekolah tersebut mulai dari penyediaan lahan hingga akses jalan sekolah.
Apabila tuntutan warga tidak dipenuhi pihak desa akan menutup akses jalan menuju sekolah.
Pihak sekolah berjanji akan mengupayakan aspirasi dari warga dan pihaknya akan menyampaikan ke pimpinan agar kedua desa tersebut menjadi prioritas.
Sementara itu, puluhan wali murid warga Desa Kepatihan Kecamatan Jombang Kota Jombang ramai-ramai mendatangi Kantor Kepala Desa Kepatihan.
Para wali murid ini melakukan protes kepada kepala desa karena anak-anak mereka gagal masuk di SMP Negeri 1 Jombang yang berlokasi di Desa Kepatihan.
Kegagalan masuk ke SMP Negeri 1 Jombang lantaran aturan zonasi rata-rata tempat tinggal mereka lebih dari 1.300 meter dari lokasi SMP Negeri 1 Jombang.
Mereka tak menerima kegagalan ini karena SMP Negeri 1 tersebut berlokasi di Desa Kepatihan.
Aksi protes wali murid ini terlambat karena saat ini seluruh murid baru yang diterima telah tuntas daftar ulang.
Kini aksi para wali murid ini lebih pada kekecewaan saja terhadap kebijakan zonasi yang dinilai tidak adil bagi warga desa yang sama dengan lokasi sekolah.
Sementara di SMP Negeri 1 Atap Gemarang Kabupaten Madiun, Jawa Timur justru sepi pendaftar sejak dibuka jalur afirmasi hingga penutupan jalur zonasi kemarin.
Jumlah calon siswa yang mendaftar di sekolah ini hanya ada empat calon siswa saja.
Pihak sekolah mengaku letak geografi sekolah yang terpencil di lereng pegunungan dan tak memiliki zona sekolah dasar penyangga diduga menjadi penyebab sepinya minat pendaftar di sekolah ini.
Ditambah lagi sejumlah SMP Negeri yang masih berada dalam satu kecamatan kini belum terpenuhi pagunya.
Terlebih saat ini juga terdapat pesaing dari madrasah tsanawiah yang lokasinya hanya satu dusun dengan sekolah ini. (awy)