Kasus Meninggal Covid-19 di Purbalingga Meningkat, Relawan Pemakaman Kewalahan
Purbalingga, Jawa Tengah – Angka pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Purbalingga, Jawa Tengah, meningkat tajam dalam tiga pekan terakhir. Jumlah yang terus bertambah ini mengakibatkan relawan pemakaman kewalahan karena banyaknya pasien yang wafat di waktu bersamaan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, dalam tiga minggu ini ada 39 orang meninggal dunia akibat terpapar virus corona.
Kondisi membuat regu relawan pemakaman kewalahan. Saat ini jumlah anggota regu sebanyak 30 orang, yang terbagi dalam tiga kelompok. Setiap prosesi pemakaman membutuhkan sedikitnya sepuluh personel.
Namun karena banyaknya korban meninggal dalam waktu bersamaan, menjadikan regu ini kesulitan membagi waktu. Padahal, sesuai dengan protokol kesehatan, korban meninggal dunia akibat Covid-19 harus segera dimakamkan.
“Dikarenakan pada kurun waktu ini terjadi peningkatan mortalitas maka tentu kami mencoba berbagi dengan teman-teman relawan ini sekalipun memang bahwa dirasakan cukup berat untuk memakamkan apalagi di dalam waktu yang sama, malam hari. Sehingga kami mencoba untuk saling berbagi dengan teman-teman relawan yang sudah tadi MGMC, PMI, dan Baznas. Tim pemakaman kami berjumlah 30 orang,” ujar Kepala BPBD Purbalingga, Umar Fauzi.
Hingga Rabu, 2 Desember 2020, angka positif Covid-19 di Kabupaten Purbalingga mencapai 1.207 orang. Saat ini ada 753 pasien masih menjalani perawatan.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Purbalingga, Jawa Tengah Sarwa Pramana meminta masyarakat di wilayah setempat untuk tidak berkerumun guna menekan risiko penyebaran COVID-19.
"Kami meminta masyarakat untuk menghindari kerumunan, dan sebaiknya menunda kegiatan masyarakat yang berpotensi menciptakan kerumunan," katanya di Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (30/11).
Dia mengatakan akan gencarkan edukasi dan sosialisasi guna mengingatkan masyarakat untuk bersama-sama memutus mata rantai penularan COVID-19.
"Kami juga mengajak masyarakat khususnya para generasi muda untuk berperan aktif menjadi agen protokol kesehatan di lingkungan masing-masing," katanya.
Dia menambahkan, peran aktif masyarakat diperlukan guna menekan risiko penyebaran COVID-19 menyusul terjadinya penambahan kasus dalam beberapa hari terakhir.
"Terlebih lagi dalam waktu dekat kita akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah sehingga kita harus bersama-sama berupaya mencegah dan memutus mata rantai penularan virus dan juga mencegah klaster pilkada," katanya.
Dia berharap kesadaran masyarakat untuk memperkuat disiplin protokol kesehatan akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
"Disiplin protokol kesehatan itu penting, jangan sampai kita abai terhadap protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19," katanya. (act/ant)