Gunung Merapi Kembali Erupsi, Terjadi 10 Kali Guguran Lava Pijar | tvOne

Jumat, 8 Januari 2021 - 09:44 WIB

Jakarta, Klik Disini - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter pada Kamis (7/1) malam.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat (8 Januari 2021), menjelaskan, guguran lava pijar yang teramati pada periode pengamatan pukul 18.00-24.00 WIB itu meluncur ke arah Kali Krasak. "Guguran lava pijar teramati 10 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke Kali Krasak," kata dia.

BPPTKG juga mencatat 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-67 mm selama 19.1-75.2 detik, empat kali gempa embusan dengan amplitudo 2-5 mm selama 10-17 detik, 38 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-36 mm selama 5-14.6 detik. Selain itu, 13 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitido 35-75 mm selama 10.9-37.9 detik dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitido 67 mm selama 99.1 detik.

Berdasarkan hasil pengamatan visual, asap kawah tidak teramati keluar dari puncak kawah. Cuaca di gunung itu cerah. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dengan suhu udara 14-21.7 derajat Celsius, kelembaban udara 73-90 persen, dan tekanan udara 625-685 mmHg.

Sebelumnya, BPPTKG mencatat empat kali awan panas guguran telah keluar dari Gunung Merapi pada Kamis (7/1). BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Penambangan di alur sungai-sungai yang airnya berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. BPPTKG meminta pelaku wisata tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Sementara itu, sebanyak 200 jiwa warga Lereng Gunung Merapi di Dusun Babadan 2, Desa Paten, Dukun, Kabupaten Magelang kembali mengungsi ke tempat evakuasi akhir (TEA) Desa Mertoyudan. Sejumlah pengungsi kelompok rentan seperti lansia, balita, ibu menyusui, dan disabilitas datang di pengungsian di aula Desa Mertoyuidan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Kamis sore, dengan mengendarai puluhan mobil dan kendaraan roda dua.

Kepala Desa Paten Sutarno mengatakan, warga Babadan 2 memang sempat pulang dari pengungsian pada Jumat (1/1) pagi, kemudian dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta warga kembali lagi ke pengungsian karena ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan. "Waktu berada di rumah masyarakat, kami juga merasakan tidak nyaman karena terdengar suara gemuruh dari Merapi," katanya.

Ia menyampaikan dari sekitar 350 warga Dusun Babadan 2, yang mengungsi sekitar 200 jiwa. Ia mengatakan kalau sewaktu-waktu ada peningkatan status Merapi dari Siaga ke Awas maka Dusun Babadan 2, maupun Babadan 1 siap dikosongkan. "Kalau dari pihak BPPTKG menginstruksikan kenaikan status dari Siaga ke Awas nanti dusun kami Babadan 1 dan Babadan 2 harus dikosongkan," katanya. (ari/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:01
00:44
00:53
01:36
02:00
19:41
Viral