Heboh Biji Emas di Bibir Pantai, Warga Raup 10 Gram dalam Sehari | tvOne
Maluku Tengah, Maluku – Ratusan orang mendatangi pesisir Pantai Pohon Batu di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku untuk mendulang emas. Dalam sehari, warga bisa meraup sedikitnya 10 gram.
“Hasilnya dalam satu hari itu bisa lebih dari 10 gram. Itu secara keseluruhan. Hanya hamparan saja kalau saya pikir. Kita belum tahu ada berapa banyak,” kata Pejabat setempat, Razak Pawae.
Masyarakat setempat mendulang emas dengan peralatan seadanya seperti panci dan sekop. Sebagian besar dari mereka telah menyisir dan mendulang pasir di pantai sejak Jumat, 19 Maret 2021.
“Pertama kan pada hari Jumat itu jam 09.00 WIT. Pertamanya mencari tembaga, tahunya dapat emas. Baru dulang tiga hari dapat dua gram lebih emas,” kata salah seorang warga, Syarifudin.
Aktivitas pendulangan emas di pesisir Pantai Pohon Batu masih berlangsung dan mendapat pengawalan anggota TNI.
Pemerintah setempat berharap emas yang ditemukan bisa dijadikan tambang rakyat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah.
Sementara itu Ahli Geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Zain Tuakia belum bisa menyimpulkan apakah wilayah Pantai Pohon Batu berpotensi mengandung emas, karena membutuhkan penelitian lebih lanjut.
“Sebenarnya belum ada penelitian, baru tahap pengumpulan data dan komunikasi dengan pihak yang melakukan penelitian. Untuk potensi sampai sekarang kita belum bisa memberikan pernyataan, karena untuk menyatakan itu berpotensi perlu studi lebih lanjut. Potensi belum, mungkin indikasinya ada,” kata Zain kepada Andromeda Mercury dan Tysa Novenny di program Kabar Petang, Rabu (24/3).
“Posisi butiran emas ada di endapan sedimen pantai bersama butiran pasir yang ada di sepanjang pantai itu,” tambahnya.
Zain menduga butiran emas yang ditemukan warga merupakan hasil dari erosi.
“Kita golongkan sebagai endapan plaser atau yang terbentuk sekunder. Umumnya merupakan hasil rombakan dari endapan primer yang terbentuk mungkin di hulu sungai ini, kemudian terbawa air sungai. Karena berat jadi terkonsentrasi di sungai dan kemudian di pantai bersama sedimen lainnya,” katanya lagi. (act)