Sadis! Derita Kenaikan Harga Sekaligus, Mulai Minyak Goreng Hingga Elpiji | EcoFlash
Jakarta - Beberapa bulan belakangan masyarakat dihadapkan pada persoalan yang datang bertubi-tubi tanpa jeda dalam kaitannya dengan kebutuhan pokok sehari-hari. Dimulai dari minyak goreng yang hingga hari ini masih sulit didapat dengan harga normal sesuai patokan harga pemerintah.
Bahkan di banyak daerah di tanah air para ibu yang antri lama hanya sekedar untuk mendapatkan minyak goreng yang terjangkau dengan kocek mereka telah menjadi pemandangan sehari-hari.
Selanjutnya masyarakat harus dihadapkan pada persoalan kedelai yang harganya juga melambung tinggi. Padahal mayoritas orang Indonesia adalah menyukai beragam makanan yang dihasilkan dari olahan kedelai seperti tempe dan tahu sehingga kenaikan harga kedelai tak ayal juga menyulitkan masyarakat termasuk para pedagang gorengan dan yang memiliki warung makan.
Permasalahan masyarakat atas mahalnya harga minyak goreng dan kedelai belum juga usai tetapi persoalan tambahan telah menyeruak ke permukaan. Persoalan tersebut adalah harga daging sapi yang meroket, minimnya pasokan membuat harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional melonjak naik.
Harga daging sapi yang normalnya antara Rp110.000 hingga Rp120.000 per kg saat ini naik menjadi Rp130.000 hingga Rp140.000 per kg. Para pedagang daging sapi pun mengancam akan mogok berjualan jika pemerintah tidak segera menstabilkan harga daging sapi di pasaran.
Tak hanya bahan pangan, masyarakat di Jakarta mulai 20 Februari 2022 juga harus membayar lebih mahal saat melewati jalan tol sebab tarif tol dalam kota di ruas Cawang Tomang Pluit yang dikelola oleh Jasa Marga serta tarif tol di ruas Cawang-Tanjung Priok Ancol Timur Jembatan Tiga Pluit yang dikelola oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada mengalami kenaikan.
Setelah minyak goreng kedelai daging sapi dan tarif tol masyarakat kini semakin terbebani dengan naiknya harga elpiji non subsidi. Pertamina kembali menaikkan harga elpiji non subsidi mulai Minggu 27 Februari 2022. Harga elpiji naik dari Rp13.500 per kg menjadi Rp15.500 per kg.
Kenaikan harga Elpiji ini merupakan kali kedua dilakukan pemerintah dalam tiga bulan terakhir. Pasalnya pemerintah baru saja menaikkan harga elpiji non subsidi pada akhir tahun lalu dari Rp11.500 menjadi Rp13.500 per kg.
Pertamina beralasan kenaikan harga elpiji nonsubsidi dilakukan seiring dengan kenaikan harga gas di pasar internasional. (adh)