Dijawab UAS dan Sahabat Tentang Sibuk Membicarakan Aib Orang Lain
Jakarta , tvOnenews.com- Ghibah merupakan perbuatan membicarakan aib dan keburukan orang lain yang tidak hadir dalam pembicaraan.
Tentu perbuatan tersebut masuk dalam perbuatan dosa yang dilarang dalam ajaran agama Islam.
Apapun hal yang dilarang oleh agama Islam sudah pasti akan berdampak pada berkurangnya pahala dan menambahkan dosa.
Lalu, bagaimana hukumnya dalam agama Islam jika kita sibuk dan gemar membicarakan aib orang lain?
Terkait hal tersebut, Ustazah Yati Priyati mencoba menjawabnya, "Dosa yang akan diterima jika membicarakan hingga menyebarkan aib orang lain masuk dalam dosa jariyah .
"Kalau itu di dunia nyata akan terus selama terus orang membicarakan terlebih lagi di dunia digital. Walaupun itu mendapat, komentar hujatan celaan sudah kita hapus tapi itu tetap ada catatan kan. Terlebih lagi dicatatan Allah SWT. Dicatatan alam akhirat, di dunia saja dia terus akan viral," tambahnya.
Maka Rasulullah SAW selalu mewanti-wanti umat Islam untuk tidak melakukan ghibah. Bahkan terdapat suatu perumpamaan seperti kita makan daging bangkai.
Orang yang sehat saja enggan untuk memakan daging bangkai, apalagi ketika kita melihat yang dimakan bangkai itu adalah bangkai sendiri.
Bahkan di hadist Rasulullah SAW orang yang mengibah dosanya lebih besar dari dosa zinah.
"Ghibah itu lebih berat dari zina." Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertaubat, maka Allah bisa langsung menerima taubatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya.” (HR. At-Thabrani)
Maka dari itu, penting bagi kita untuk menahan membicarakan aib orang lain terlebih dibelakang tanpa sepengetahuan orang tersebut.
اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya : “sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nur:19). Berikut selengkapnya. (ayu)