- Tim Tvone-Irwansyah
Capaian 1 Dekade, UTS Raih Kategori Kerjasama Luar Negeri Terbaik serta Program Kompetisi Kampus Merdeka Terbaik
Sumbawa, tvOnenews.com - Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), kampus di kaki bukit Olat Maras, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, telah berkiprah selama 1 dekade, kini meluluskan 374 mahasiswanya, terdiri dari 252 wisudawan/wati program Sarjana dan 122 wisudawan program Magister.
"Saya berpesan kepada anda, meskipun kaki sudah tak lagi berdiri di UTS namun nilai tersebut harus tetap subur dalam sikap dan perilaku kita semua. Bawalah nilai-nilai ini bersama dengan kepak sayap kalian, para Elang Muda," pesan Rektor UTS, Chairul Hudaya.
Nilai tersebut disingkat menjadi I-BIRTH, kependekan dari Integritas, Bertanggung jawab, Inklusif, Religius, Transformatif dan Humanis.
"I-BIRTH bermakna saya senantiasa melahirkan kebaikan dan kebermanfaatan bagi semesta alam," terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Rektor juga menyampaikan sejumlah perkembangan yang terjadi di UTS. Tepat pada tahun ini, tercatat UTS telah berkiprah selama 1 dekade.
Pada awal tahun 2023, dibuka dengan prestasi anugerah Kategori Perguruan Tinggi Swasta Peraih Kerjasama dengan Industri Terbaik oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.
Selanjutnya anugerah Kategori Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan LLDIKTI VIII peraih Kerjasama Luar Negeri Terbaik serta Pelaksana Program Kompetisi Kampus Merdeka Terbaik.
Nama UTS tidak hanya menggaung di level nasional, kegiatan bersama universitas-universitas terbaik dunia sebagai hasil kerjasama dengan perguruan tinggi dunia, terus digalakkan.
Salah satunya adalah Kegiatan Rural Up antara UTS bersama Master of Public Administration Lee Kwan Yue School of Public Policy National University of Singapore. Bersamaan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan kualitas atmosfir suasana akademik di lembah Olat Maras ini, UTS mendapatkan kesempatan untuk menghadirkan Visiting Lecturer, Dr. Shirley Baker, seorang pengajar bahasa berasal dari Amerika Serikat .
Gubernur NTB yang juga pendiri UTS, Zulkifliemansyah, menyatakan UTS, bukan kampus biasa dan sekedar meluluskan wisudawan wisudawati saja. Semua dosen bukan datang mengajar karena ingin mencari nafkah. Kekuatan UTS adalah keinginan yang kuat mendistribusikann apa yang dinginkan menjadi kenyataan.
"Visi misi kita tidak sama dengan kampus lain. Visi UTS hasil dari sebuah perenungan yg mendalam," ujarnya.
UTS bukan kampus untuk sekedar mendapatkan gelar, dan bukan tempat cari nafkah, melainkan UTS sebagai rumah pembelajaran.
"Namanya rumah, kemanapun kita pergi, setinggi apapun pangkat dan ekonomi kita. Rumah itu tak boleh ditanggalkan. UTS adalah rumah pembelajaran yg nyaman dan menyenangkan," terang Gubernur NTB.
Dengan gelar baru para wisudawan diharapkan bisa berinovasi dan bertanggungjawab.
"Jangan sampai ada lulusan UTS menjadi pengangguran dan beban masyarakat. Jangan sampai lulusan UTS tinggi hati, sombong dan melupakan orang tua," demikian pesan Zulkiflimansyah.
Hadir dalam acara wisuda tersebut, Gubernur NTB dan Rektor UTS, Kepala LLDIKTI VIII, Bali Nusa Tenggara, Gusti Lanang Bagus Eratodi dan Purn. Laksma Arie Tryono yang memberikan kuliah umum pada acara wisuda UTS. (Irw/ask)