- tvOne - aris wiyanto
Pendiri Bank Plastik Sebut Daerah Miskin di Negara Berkembang Sumbang 80 Persen Sampah Plastik ke Lautan
"Jadi ada penelitian yang meneliti 10 sungai terkotor di dunia dan itu semua ada di negara-negara berkembang yang ada di wilayah komunitas masyarakat miskin. Sungai-sungai kotor memang ada di daerah miskin," ujarnya.
Sementara, saat ini Plastic Bank yang merupakan recycling corporations atau perusahaan daur ulang dari Kanada yang berdiri sejak 2013 telah memiliki mitra pengepul sampah plastik di enam negara dan salah satunya di Indonesia.
Ia menyatakan, untuk menuntaskan masalah sampah plastik tidak lepas dari kemiskinan. Seperti yang tertera di program Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan yang disusun negara-negara anggota PBB pada 2015 dan diharapkan tercapai pada 2030.
Namun, banyak orang atau organisasi di dunia untuk persoalan isu sampah hanya fokus poin di nomer 14 yaitu pada ekosistem lautan atau life below water dan poin 15 tentang ekosistem daratan atau life on land. Padahal, menurutnya untuk menuntaskan persoalan tentu harus berurutan dari poin 1 hingga 17 di SDGs.
Kemudian, untuk poin satu di SDGs adalah menuntaskan kemiskinan atau tanpa kemiskinan sehingga persoalan sampah bisa diselesaikan.
"Sebenarnya apa yang kita harus selesaikan terlebih dahulu. Nomer satu, masalah kemiskinan. Kalau tidak penyelesaian isu kemiskinan bagaimana kita bisa memberikan pendidikan kalau kita tidak bisa menyelesaikan masalah kemiskinan dulu," ujarnya.
"Apa kalian pernah lapar, kalau lagi lapar kepikiran tidak sama orang lain. Jadi, di dunia ini kita suka menyalahkan, kadang (soal sampah) menyalahkan negara Indonesia, Filipina, tapi sebenarnya tidak ada yang fokus menyelesaikan masalah kemiskinan itu sendiri," ungkapnya.