- aris wiyanto
Soal Kebocoran Data Pemilih, Ketua KPU RI Telusuri Hacker Pencuri Data
Denpasar, tvOnenews.com - Adanya peretasan sistem KPU oleh hacker yang mengakibatkan kebocoran informasi sebanyak 204 juta data pemilih dibenarkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari.
Hasyim mengatakan, bahwa pihaknya mengaku tengah berusaha untuk memperkuat berbagai macam sistem informasi yang digunakan oleh KPU RI.
"Kita berusaha untuk memperkuat berbagai macam sistem informasi yang digunakan KPU," kata dia, saat meninjau Gudang KPU Denpasar di Gor Kompyang Sujana, Kota Denpasar, pada Rabu (13/13) malam.
Ia menyebutkan, bahwa yang mengerjakan sistem daftar teknologi pemilih adalah pihak kampus untuk membantu KPU.
"Yang mengerjakan sistem daftar pemilih kan kampus. Kami membangun sistem informasi teknologi informasi untuk alat bantu KPU itu, semuanya yang membangun kampus," imbuhnya.
Pihaknya juga menyatakan, sudah menelusuri yang melalukan peretasan tersebut dan nantinya ada upaya penindakan pidana oleh penindak hukum.
"Sudah ditelusuri, kalau itu dianggap yang melakukan hacker atau mencuri data atau membocorkan data, tindakan-tindakan pidana nanti pasti ada upaya penindakan hukum," ujarnya.
"(Perkembangannya) iya, sedang ditelusuri siapa pelakunya dan seterusnya-seterusnya. Itu nanti penegak hukum," ujarnya.
Sebelumnya, dugaan kebocoran data Komisi Pemilihan Umum (KPU) mewarnai hari pertama kampanye Pilpres 2024, Selasa (28/11).
Hal itu terungkap dalam unggahan di akun X milik Founder Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto.
"Belum juga pemilu dan tahu hasilnya gimana tapi data pribadi kita semua yang terbaru malah udah bocor duluan," tulisnya dalam unggahan tersebut disertai tangkapan layar unggahan data di Breachforums, Selasa (28/11) siang.
Pengunggah mengklaim memiliki lebih dari 250 juta (252.327.304) data. Ia menyediakan sekitar 500 ribu data sebagai sampel yang bisa dilihat para pengguna BreachForums.
Penjahat siber ini menjual data tersebut dengan harga 2BTC atau US$74 ribu (Rp1,14 miliar). (awt/far)
=