- aris wiyanto
Dukung Prabowo Subianto di Pilpres, Ini Alasan Erick Thohir
"Tetapi data menyatakan 2,6 persen, coba kita bandingkan inflasi dengan negara-negara lain di dunia, 10 sampai 15 persen, jauh. Mereka tidak marah, kalau di sini disuruh marah, kan aneh gitu. Itu kayak gitu-gitu, kembali yang saya bilang kita sebagai bangsa jangan sering mendiskreditkan mempermalukan muka kita sendiri," lanjutnya.
Sehingga, hal itu disoroti oleh media asing dan membangun persepsi seakan-akan bangsa Indonesia ini rendah dan persepsinya tidak bagus. Padahal Indonesia adalah bangsa yang besar dan tingkat ekonominya masuk 16 besar.
"Di mana akhirnya media asing persepsinya terbangun, seakan-akan bangsa kita ini bangsa yang rendah, persepsinya jelek. Padahal, kalau kita lihat hari ini, bangsa kita bangsa besar, lihat saja kita ini, ekonominya 16 besar di dunia menuju 4 sampai 5 besar sekarang," ujarnya.
"Pertanyaannya, bangsa-bangsa lain senang tidak kalau kita ranking 4 sampai 5, ekonomi terbesar di dunia, nggak. Kenapa nggak? karena bangsa-bangsa lain juga berkompetisi, ibarat lomba lari pertandingan sepakbola maunya menang. Kita, jangan memecah belah diri sendiri, yang akhirnya tadi kesempatan emas kita untuk menjadi bangsa yang ekonomi nomor 4 dan 5 terhambat karena apa, yang merusak kita sendiri," katanya.
Erick juga mengingatkan, di jaman Belanda ada sistem yang paling berhasil ialah divide et impera yaitu politik pecah belah atau politik adu domba dan kultur itu masih terjadi.
"Ingat penjajahan jaman Belanda, sistem yang paling berhasil apa, divide et impera. Kultur itu masih ada tidak di bangsa kita? masih. Itu, yang harus dikoreksi di diri kita. Iya, kita sama-sama untuk menyatukan untuk siapa, iya tadi rakyat, kita berbuat, berkerja, semua dengan kenyamanan kepastian, dimanapun kita berada, harus berkontribusi," ujarnya. (awt/far)