- oktavianus fredi koban
Dipanggil Ikut Pemeriksaan Gratis, Korban Erupsi ili Lewolotok Malah Disuruh Bayar saat Diperiksa
Lembata, tvOnenews.com - Warga yang berada di kaki Gunung Ili Lewolotok yang hingga kini terus erupsi, harus mengeluarkan uang Rp10 ribu untuk mendapatkan pengobatan gratis oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata,
Warga yang terserang penyakit saluran pernapasan (Ispa) akibat aktivitas erupsi, terpaksa harus mengeluarkan uang sebesar Rp10 ribu untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan obat dalam kegiatan pengobatan gratis yang digelar petugas medis puskesmas Lemau Kecamatan Ili Ape Timur.
"Saya bayar Rp10 ribu agar bisa diperiksa dan mendapatkan obat dalam pelayanan kesehatan gratis sebagai dampak dari aktivitas erupsi gunung ili lewotolok," ungkap Ernestina Kewa, warga desa Jontona yang menjadi korban Erupsi gunung api ili Lewotolok, kepada tvOnenews.com, Selasa (5/3/2024) siang.
Menurut Ernestina, sehari sebelumnya, warga desa disampaikan untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar petugas kesehatan, lantaran adanya aktivitas gunung api yang menyebabkan warga terserang ISPA.
"Saya tidak punya kartu BPJS maupun KIS. Saya datang hanya bawa KTP. dan petugas minta saya harus bayar dengan uang. Karena tidak ada uang, maka saya pulang rumah ambil uang dulu baru datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," Kisahnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Lembata, Yohanes Gregorius Solang Demo, saat dikonfirmasi terkait adanya pungutan liar mengatakan, sudah berkoordinasi dengan kepala dinas Kesehatan Lembata.
Pasalnya, ratusan warga dua desa yang dilayani pengobatan ini merupakan korban dari aktivitas erupsi gunung ili Lewotolok yang sejak tanggal 27 februari lalu berstatus siaga dengan mengeluarkan material abu vulkanik dan lontaran lava pijar.
"Tadi kami konfrimasi dengan Pak kadis Kesehatan dan beliau sudah perintahkan ke Kapus Lemau untuk pengembalian keuangan tadi ke masyarakat," kata Andris.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Lembata, ada miss komunikasi di Puskesmas Lemau yang mengkategorikan sebagai pelayanan normal. Sehingga ada pungutan yang dilakukan petugas medis.
"Selaku komando dalam pelaksaan penanganan Erupsi ili lewotolok, kami minta maaf
atas kelalaian dalam koordinasi kami," pintahnya. (ofk/frd)