- tvone
Ada Praktek Mafia Visa di Bali, Wagub Bali Lapor ke Sandiaga Uno
Denpasar, Bali - Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau yang akrab disapa Cok Ace, mengemukakan adanya temuan praktek mafia visa di Bali.
Cok Ace menerangkan bahwa ada salah satu perusahaan travel, yang mempromosikan pengurusan visa secara mudah dan cepat bagi wisatawan asing yang ingin datang ke Bali. Harga yang dikenakan perusahaan travel tersebut terbilang sangat mahal mencapai Rp5,5 juta, sementara harga resmi pemerintah ada yang dibawah Rp1 juta.
"Yang jelas dalam beberapa flyernya, beberapa promosi salah satu perusahaan menyampaikan bahwa untuk jalur paling cepat bayar Rp5,5 juta yang medium Rp4,5 juta. Itu, saya baca dari beberapa flyer dari instragram dan lain sebagainya," kata Cok Ace, di Gedung DPRD Bali.
Cok Ace juga telah menyampaikan temuan mafia visa tersebut ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Saya sudah menyampaikan ke kementerian. Jangan sampai , terlalu jauh timpang, kalau kita lihat resminya dari pemerintah kan tidak sampai (segitu). Kalau cari untung yang wajar-wajar saja," imbuhnya.
"Kita sudah serahkan ke pusat sebagai informasi dan tertulis juga sudah ada. Kebetulan besok kita rapatkan dengan Bapak Menteri," katanya.
Saat ini baru satu perusahaan yang diketahui mempromosikan harga visa ke Bali yang cukup mahal. Meski hal yang wajar karena mungkin ada permintaan pasar.
"Sebenarnya, kalau saya katakan mafia kurang pas, karena dia jujur mengungkapkan. Namanya dagang silahkan kalau mau beli. Di instragram dia muncul, saya baca di medsos jadi dia (perusahaan travel) tidak ada disembunyikan, alamat jelas, nomor telponnya ada. Kira-kira sudah dua Minggu yang lalu (menawarkan)," ujarnya.
Terkait mafia visa, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan harga visa normal sebenarnya Rp1,5 juta dan bahkan hanya Rp1 juta. Namun oleh beberapa travel agent harga tersebut dinaikan untuk mencari keuntungan.
"Di sana disebutkan bahwa untuk proses bisa yang lancar harus membayar sebesar Rp3,5 juta. Kalau ingin yang ekspres harus membayar Rp4,2 juta. Kalau ingin yang super ekspres harus membayar sebesar Rp5,5 juta. Ini menyulitkan turis asing yang akan datang ke Bali," ujarnya. (Aris Wiyanto/chm)