- aris wiyanto
Tanam Mangrove di Bali, Menhut Raja Juli Antoni Targetkan Tanam 1.500 Hektare Mangrove di Empat Provinsi
Denpasar, tvOnenews.com - Perluasan hutan mangrove direncanakan Kementerian Perhutanan dengan menargetkan menanam 1.500 hektar pohon mangrove di empat provinsi di wilayah di Indonesia.
"Tahun ini 1.500 hektare (target penanaman mangrove) di seluruh Indonesia," kata Menteri Juli, usai kegiatan penanaman mangrove di Mangrove Arboretum Park, di Denpasar, Bali, Kamis (16/1).
Indonesia memiliki ladang mangrove paling besar di dunia dengan sekitar 3,5 juta hektare dan 30 persennya berada di wilayah Indonesia.
"Pohon mangrove ini sering disebut sebagai pohon ajaib, karena kemampuan untuk mengatasi abrasi dan meningkatkan biodiversity atau keragaman hayati yang sangat luar biasa baiknya dan juga penyerapan karbon," imbuh Juli.
Sementara untuk penanaman pohon mangrove di Arboretum Park, di Denpasar, untuk tahun ini ditanam di atas lahan lima hektare sekitar 50 ribu batang mangrove.
Saat ditanya awak media mengenai adanya dwifungsi konservasi hutan seperti hutan mangrove menjadi agro wisata. Ia menilai tentu wisata akan menimbulkan stimulasi wisata yang baik bagi masyarakat lokal. Karena hutan terutama mangrove tidak bisa dilihat dari jauh saja, bahwa dia indah dan hijau.
"Tapi justru menghasilkan bagi masyarakat lokal. Karena kalau masyarakat lokal tidak diberikan penghasilan dari hutan, pasti bisnisnya akan balik lagi, dari menanam akan menebang," katanya.
"Bisnisnya sekarang berubah, dari menebang (pohon mangrove) ke menanam dengan pola perdagangan angka karbon. Jadi semakin banyak pohon yang kita tanam, secara ekonomi akan mendapatkan uang dari penjualan karbon tersebut. Tapi saat bersamaan alam kita lestari dan untuk wisata juga," lanjutnya.
Pihaknya juga mengaku, tidak perlu khawatir bahwa melibatkan masyarakat akan membuat ekosistem mangrove rusak, justru masyarakat yang terlibat dari awal adalah masyarakat yang menjaga mangrove.
"Mereka akan tahu dengan menjaga mangrove dengan baik, jasa lingkungan atau ekowisata mereka akan baik. Kalau rusak ya orang tidak akan datang. Jadi ketemu logikanya, antara ekowisata dan menjaga lingkungan akan ada titik temu dimana saling menjaga," ujarnya.
Sementara, Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Kehutanan, Dyah Murtiningsih mengatakan, untuk target penanaman 1500 hektar pohon mangrove akan dilakukan di empat provinsi di Indonesia pada tahun 2025 ini.
"Fokus kita ada di empat provinsi yaitu di Kalimantan Utara yang punya mangrove besar, di Riau, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau. Jadi di lokasi itu memang mangrovenya yang paling besar di Indonesia. Dari mangrove existing yang jarang dan sedang kelebatannya, itu fokus kita," ujarnya. (awt/far)