- tvOne - aris wiyanto
Industri Perhotelan dan Restoran di Bali Mulai Bangkit Pasca Pandemi, Pemerintah Australia Ajak Chef Terkemuka Indonesia Kreasi Menu Masakan dengan Produk Australia
Badung, Bali – Meningkatnya kunjungan wisatawan asing yang berasal dari Australia ke Indonesia pasca pandemi Covid-19, menjadi momentum bagi pemerintah Australia untuk meningkatkan hubungan bisnis dan dagang dengan Indonesia.
Di Nusa dua, Bali, Komisi Perdagangan dan Investasi Australia menggelar Taste and Create with Australia. Sebuah ajang tantangan bagi chef terkemuka di Bali untuk berkreasi menghasilkan menu masakan menggunakan produk daging dan sayuran Australia.
“Taste and Create with Australia” yang diselenggarakan Komisi Perdagangan dan Investasi Australia (Austrade) bersama mitra kerjanya ini, dirancang untuk menginspirasi chef eksekutif terkemuka di seluruh Indonesia untuk mengembangkan kreasi inovatif dalam menu-menu mereka dengan beragam variasi menampilkan produk segar Australia kelas dunia.
Dengan bergairahnya kembali sektor industri pariwisata pasca pandemi Covid-19, Austrade bekerjasama dengan pemerintah Negara bagian Victoria, Queensland, New Sout Wales serta Meat & Livestock Australia (MLA), ingin mengingatkan kembali dan meningkatkan pengetahuan di kalangan chef eksekutif Indonesia tentang ketersediaan produk Australia yang segar dan bervariasi.
Acara ini juga bertujuan untuk mendorong hubungan bisnis yang lebih erat antara Indonesia dan Australia khususnya pada rantai pasokan makanan premium, mulai dari chef, distributor , pemasok dan produsen.
Selain itu juga diadakan program pelatihan teknis untuk sous chef Indonesia yang tertarik untuk meningkatkan pengetahun dan pengalaman praktis tentang cara memotong daging sapid an domba Australia, menyiapkan varietas buah dan sayuran Australia.
Komisaris perdagangan Austrade, Hannah wade pada Kamis (26/1) malam, menyatatakan bergairahnya kembali industry pariwisata pasca pandemi menjadi momentum untuk mengingatkan kembali kalangan chef eksekutif di Indonesia akan kualitas produk produk Australia.
“Seperti yang kita tahu selama pandemi, semuanya begitu sulit di Bali, banyak pelaku industry makanan yang menutup usahanya, dan ini juga mengganggu rantai suplai makanan, jadi tak banyak produk Australia yang diserap industry hotel dan restoran pada saat itu,” katanya.
Dibukanya penerbangan internasional dan makin longgarnya PPKM membuat wisatawan mulai ramai dan industri pariwisata di Bali pun kembali bergairah.
“Kini kami ingin merayakan kedatangan turis Australia kembali dan kembali bergairahnya pelaku usaha perhotelan dan restoran fine dining di Bali, kami ingin mereka kembali menggunakan produk-produk Australia, itu sebabnya kami mengambil tema taste and create, untuk menginspirasi para chef untuk menggunakan produk Australia,” ujarnya.
Australia sendiri merupakan penyumbang wisatawan terbesar ke Bali, hal ini membuat pemerintah Australia menginginkan warganya tidak kesulitan mendapatkan suplai makanan seperti di negara asalnnya saat berlibur ke Indonesia.
“Indonesia sangat penting bagi Australia bukan hanya dalam perdagangan, namun juga interaksi antar masyarakatnya, salah satu eksport terbesar Australia adalah wisatawannya yang menjadi penyumbang terbesar ke bali dan menghabiskan uang nya saat berlibur di Bali, mereka ini tentunya mencari pengalaman kuliner, akan lebih baik jika tersedia produk yang bervariasi dari lokal hingga internasional bagi mereka selama berlibur di Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan “Taste and Create with Australia” ini akan diikuti serangkaian kegiatan di tiga kota yakni di Jakarta, Bali dan Surabaya.
Chef eksekutif hotel St Regis Nusa Dua, Bali, Agung Gede yang menampilkan enam menu olahan daging dan sayuran dari Australia dalam kegiatan ini menyatakan dirinya memang kerap menggunakan daging sapi dan domba Australia karena kualitas produknya.
“Kebetulan kita menggunakan daging dari Australia, jadi kita tau persis karakter semua daging dari Australia, kemudian kita combine dengan vegetables dari Australia, dari situ kita coba mengangkat rasa alami daripada produk itu sendiri, sehingga tamu yang menikmati makanan tersebut tau bahwa produk yang bagus itu bisa dimasak dengan simple,” ujarnya.
Kegiatan Taste and Create with Australia ini juga akan berdampak positif dalam meningkatkan pengetahuan bagi chef chef Indonesia.
“Taste and create ini bagus untuk edukasi bagi semua chef Indonesia untuk mengetahui kualitas produk dari negara lain, sebenarnya kita juga punya daging yang bagus, hanya yang perku kita jaga adalah kualitas. Kita perlu menjaga kualitas dalam jangka panjang bukan jangka pendek, jadi kita bisa belajar bahwa respek dari suatu produk akan mempengaruhi makanan itu sendiri,” ujar chef eksekutif hotel St Regis tersebut.
Selama tahun 2020-2021 import daging Australia ke Indonesia mencapai 43,500 ton. Jumlah ini mengalami penurunan saat pandemi karena banyak hotel dan restoran yang menutup operasionalnya karena ditutupnya penerbangan internasional pada saat itu.
Australia sendiri merupakan negara pengekspor produk daging ke Indonesia terbanyak setelah Amerika Serikat dan Brazil, yakni sebesar 70 persen.
Dengan ramainya kembali wisatawan yang berlibur ke Bali tentunya membawa angin segar bagi pelaku industri rantai pasokan makanan premium.
Ajang Taste and Create with Australia ini juga akan mengadakan chef challenge yang diikuti puluhan chef terkemuka di Indonesia dan akan mengundang chef terpilih untuk mengunjungi pertanian dan mitra di Australia. (awt/gol)