- Antara
Dinkes Kota Tangerang Temukan 620 Kasus DBD Selama 2024
Tangerang, tvOnenews.com - Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten menyebutkan telah menemukan 620 kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari 2024 hingga sampai saat ini, melalui penerapan aplikasi Perisai.
"Sejak dilakukan uji coba pada Januari 2024, aplikasi Perisai mendata ada 620 temuan kasus DBD di Kota Tangerang," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Mugiya Wardhany di Tangerang Rabu (23/05/2024).
Ia mengatakan, aplikasi Perisai dibangun dengan tujuan untuk memberikan data aktual terkait kondisi kesehatan, sehingga Dinkes dapat merespons dengan cepat dan tepat terhadap potensi penyebaran penyakit.
"Dengan aplikasi Perisai, kita dapat lebih cepat mengetahui kondisi di lapangan melalui data yang di-input oleh tenaga medis di puskesmas dan rumah sakit. Sehingga penanganan akan lebih tepat sasaran," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Tangerang telah mengembangkan aplikasi Penatalaksanaan Penyakit Tular Vektor & Zoologis Berbasis Wilayah (Perisai) sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan DBD
Aplikasi ini merupakan langkah proaktif dalam memantau data kesehatan dari puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kota Tangerang.
Sistem kerjanya, yakni puskesmas dan rumah sakit di Kota Tangerang melaporkan temuan kasus dari pasien DBD melalui aplikasi Perisai.
Selanjutnya akan ditindaklanjuti ke wilayah sesuai domisili pasien untuk dilakukan pencegahan penularan lebih lanjut, seperti pemeriksaan jentik untuk menentukan perlu atau tidak adanya fogging, pemberian abate, dan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang Harmayani menambahkan, pendataan dilakukan tak hanya berdasarkan laporan saja, namun juga disertai hasil laboratorium dan keakuratan di lapangan dengan dilakukan verifikasi ke wilayah.
“Tidak menutup kemungkinan selanjutnya apabila sudah dikembangkan lebih baik lagi serta dilengkapi GPS, aplikasi Perisai dapat diakses langsung oleh kader kesehatan, sehingga jangkauannya akan lebih luas lagi,” ujarnya.
(ant/ fis)