- Tim tvOne
Sekilas Tentang Kisah Nyai Mujibah, Penunggu Bendungan Pamarayan dan Sungai Ciujung di Serang Banten
Jakarta - Bagi warga masyarakat Serang Banten tentu sudah tidak asing lagi dengan bendungan Pamarayan yang merupakan bendungan peninggalan kolonial Hindia-Belanda yang sudah ada sejak kurang lebih 121 tahun ini.
Bendungan Pamarayan merupakan bendungan terbesar pertama yang dibangun di tahun 1901 pada masa kolonial Hindia-Belanda dan saat ini sudah tidak dioperasikan karena sudah cukup tua dan menjadi situs bangunan bersejarah dan masuk kedalam salah satu situs Cagar Budaya yang berada di Desa Pamarayan, Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Dibalik kisah panjang bangunan bendungan Pamarayan yang sudah berdiri lebih dari seratus tahun tersebut ternyata ada cerita-cerita mistis yang tidak luput menjadi kisah yang diceritakan secara turun temurun terkait bendungan Pamarayan dan sungai Ciujung.
Kisah mistis tentang sungai Ciujung dan bendungan Pamarayan ini dipercayai oleh masyarakat sekitar dan juga dijadikan sebagai himbauan kepada masyarakat untuk tidak berbuat semaunya sendiri karena bisa berakibat fatal kepada diri mereka sendiri.
Berikut ini sekilas tentang kisah mistis bendungan Pamarayan dan sungai Ciujung.
Kisah Nyai Mujibah, adalah cerita mistis yang paling sering diceritakan dan diperdengarkan oleh masyarakat sekitar kepada anak cucu keturunan atau juga kepada masyarakat umum yang datang ke sungai Ciujung dan bendungan Pamarayan.
Menurut cerita yang beredar di tengah masyarakat, Nyai Mujibah adalah sosok penunggu sungai Ciujung dan bendungan Pamarayan yang merajai jin dan siluman lain yang mendiami kedua tempat tersebut.
Nyai Mujibah diceritakan sebagai sosok makhluk ghaib yang menjaga sungai Ciujung dan bendungan Pamarayan, memiliki dua orang anak siluman buaya yang memiliki nama Si Buntung dan Si Koneng.
Terkait Nyai Mujibah sendiri sosok ini dipercaya selalu meminta tumbal dari kalangan manusia.
Nyai Mujibah akan mengambil tumbal dari manusia-manusia yang membuat kerusakan di bendungan Pamarayan ataupun sungai Ciujung, dan ini benar terbukti dengan adanya korban manusia yang hanyut di sungai Ciujung di setiap tahunnya.
Konon menurut cerita yang beredar di tengah masyarakat Pamarayan, Nyai Mujibah memerintahkan Si Buntung dan Si Koneng dalam mencari tumbal. Terakhir kali di tahun 2021 seorang gadis dikabarkan hanyut dan hilang selama kurang lebih tiga haru di sungai Ciujung setelah merayakan ulang tahun bersama pacar dan teman-temannya.
Tidak sedikit paranormal yang merasa ingin tahu dengan sosok Nyai Mujibah dengan mendatangi langsung bendungan Pamarayan dan sungai Ciujung. Meskipun begitu diketahui hanya beberapa paranormal yang mengakui bertemu langsung dengan Nyai Mujibah dan sosok penunggu sungai Ciujung ini hanya mau menemui saat ada sesaji yang tepat untuknya.
Sosok Nyai Mujibah digambarkan sebagai seorang wanita tua yang menyeramkan dan memiliki pandangan nanar penuh dendam.
Dari kisah ini dapat diambil pelajaran bahwa di setiap tempat selalu ada yang diluhurkan, ada aturan yang harus dijaga dan tidak boleh untuk dilanggar.
Oke, mudah-mudahan thread ini bermanfaat dan menambah wawasan dari kita semua. (ade)