- Tim tvOne/Budi Zulkifli
Paryanto Korban Keganasan Mbah Slamet Jagal Asal Banjarnegara Seorang Kolektor Benda Unik dan Penghobi Burung Kicau
Sukabumi, Jawa Barat - Paryanto (53), warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet jagal asal Banjarnegara, Jawa Tengah. Semasa hidup korban adalah seorang penghobi burung kicau dan kolektor benda unik bernilai ratusan juta rupiah.
Kuasa Hukum sekaligus sahabat korban, Heri Purnama mengatakan, Purwanto senang mengoleksi benda-benda unik dan penghobi burung kicau.
"Korban itu sahabat saya dari dulu, karena sama-sama di Cibadak, kalau saya dibidang advokat, korban itu pebisnis dan kolektor benda-benda antik yang nilainya hingga ratusan juta rupiah, dan memiliki hobi koleksi burung, hingga jual beli burung kicau" ujar Heri kepada tvOnenews.com.
Heri menilai, korban adalah seorang yang humoris dan keperibadian tertutup, terutama soal keluarga. Selain itu korban juga seorang yang taat beribadah.
"Dia itu humoris dan selalu taat agama, seperti waktu sholat tiba dia selalu ngajak untuk ke mesjid, selain itu dia pun sangat royal ketika mempunyai rejeki, suka berbagi ke keluarga dan tetangga dalam bentuk apapun," ungkap Heri.
Sementara menurut anak korban, GE (15), saat ini ayahnya sudah tidak tinggal bersamanya dan keluarga karena sudah berpisah dengan ibunya beberapa tahun yang lalu. Selain itu menurut GE, kedua orang tua ayahnya juga sudah meninggal dunia. GE juga mengaku penah diajak oleh ayahnya bertemu dengan Mbah Slamet di Banjarnegara beberapa waktu yang lalu.
"Terakhir antar ke Banjarnegara sekitar November atau awal Desember 2022. Terakhir ketemu Januari 2023, jadi selama ini komunikasi WA aja," kata GE kepada tvonenews.com, Rabu (05/04/2023).
GE juga mengatakan, kejadian dugaan pembunuhan berencana itu awal mula diketahui dari pesan suara korban kepada kakaknya. Dari situ, ia menaruh kecurigaan jika ayahnya dalam kondisi terancam.
"(Tahu dari mana terancam?) karena dari suaranya, dari vn (voice note) itu. Terus bilangnya, kalau ayah nggak ada kabar sampai hari Minggu, kalau belum pulang sampai hari Minggu bawa aparat ke sini, dari situ saya berenam dari Sukabumi langsung berangkat ke lokasi," ujarnya.
GE mengaku tak sempat melihat wajah ayahnya. Ia bersama keluarganya menunggu di Polres Banjarnegara. Dan saat dimakamkan, ia juga tak melihat wajah ayahnya.
"Nggak sempat lihat (kondisi korban) dikubur juga nggak lihat cuma pas menguburkannya saya ikut," tuturnya.
Atas kejadian ini, GE mengikhlaskan kepergian korban. Pihaknya juga menuntut agar pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
Diberitakan sebelumnya, Polisi temukan 12 mayat korban pembunuhan yang dilakukan dukun pengganda uang Slamet Tohari di Banjarnegara, Jawa Tengah. Satu dari 12 korban merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat.
Satu korban asal Sukabumi itu berinisial PO. Usai penemuan mayat PO, korban lainnya pun berhasil ditemukan. Jasad korban ditemukan di kebun milik pelaku.
(raa/ fis)