- Istimewa
Ramai Pengobatan Ida Dayak, Ini Kata Akademisi Kedokteran Tentang Pengobatan Alternatif
Depok, Jawa Barat - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, melihat kerumunan pengobatan alternatif yang dilakukan Ida Dayak disebabkan oleh dua hal, yaitu mudahnya informasi untuk diviralkan, serta tingginya kebutuhan warga untuk sembuh dari penyakitnya.
Pengobatan alternatif yang dilakukan oleh Ibu Ida Dayak yang sedianya dilakukan di area gelanggang olahraga (GOR) Markas Divisi Infanteri (Divif) 1 Kartika, Kostrad Cilodong, Depok, Senin (03/03/2023), terpaksa dibatalkan.
Banyaknya warga yang berkumpul memenuhi area tersebut untuk melihat maupun membutuhkan layanan pengobatan membuat situasi menjadi kurang kondusif.
Menurut Prof. Ari, penyebaran informasi saat ini begitu cepat, sehingga segala informasi mudah diviralkan.
“Dulu informasi tersebar dari mulut ke mulut, seperti saat Ponari dikenal masyarakat. Dengan batu yang dimasukkan dalam air, orang merasa lebih nyaman dan sehat ketika mengonsumsi air tersebut. Informasi itu tersebar dari mulut ke mulut dan tidak semasif sekarang. Sementara, untuk fenomena Ida Dayak, informasinya tersebar dan viral, sehingga masyarakat berbondong-bondong ke sana,” ujar Prof. Ari Fahrial.
Selain itu, fenomena ini juga menunjukkan tingginya upaya masyarakat untuk sembuh dari penyakitnya melalui segala cara, termasuk menjalani pengobatan alternatif. Masyarakat masih percaya bahwa terapi tradisional bisa mengatasi kondisi sakitnya.
“Saya rasa wajar saja keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan di situ, tetapi tentu akhirnya masyarakat sendiri yang menilai apakah ia benar-benar mendapatkan manfaat yang dibutuhkan atau hanya manfaat plasebo atau semu saja. Jadi, itu dikembalikan lagi kepada masyarakat,” kata Prof Ari Fahrial.