- Cepi Kurnia
BP2MI dan Disnakertrans Membentuk Tim Khusus Penanganan WNI asal Jabar Korban Human Trafficking di Myanmar
Bandung, tvOnenews.com - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Barat (Jabar) telah membentuk tim khusus penanganan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau human trafficking dipaksa bekerja sebagai Scammer (penipu online) di wilayah konflik Myawaddy, Myanmar sejak Oktober 2022 lalu.
Menurut Kasie Perlindungan dan Pemberdayaan UPT BP2MI Jabar, Neng Wepi menyampaikan, pihaknya telah membentuk tim khusus penanganan WNI asal Jabar yang menjadi korban human trafficking melibatkan beberapa pihak termasuk pihak Kepolisian Polda Jabar.
"Kami tadi juga melakukan rapat bersama Disnaker membahas terkait WNI asal Jabar yang di Myanmar untuk melakukan tindakan agar mereka bisa segera dipulangkan,"kata Neng Wepi saat dikonfirmasi, tvOnenews.com, Kamis (4/5/2023).
Tidak hanya itu, kata Neng Wepi, pihaknya melalui satgas sedang melakukan pendataan terhadap para calo yang membantu merekrut dan memberangkatkan PMI ke luar negeri secara ilegal. Bahkan akan membantu keluarga korban dalam menempuh jalur hukum agar tidak ada lagi korban iming-iming manis para calo tersebut.
"Kami sudah melakukan upaya koordinasi bahkan Minggu kemarin kami rapat dengan KBRI Myanmar ke Kemlu, Disnaker trans Provinsi dan Instansi terkait untuk membahas supaya upaya yang dilakukan,"katanya.
Lebih lanjut, Wepi mengatakan memang media sosial kerap digunakan para calo untuk menggaet para korban serta diberangkatkan secara unprosedurial ke sejumlah negara di Asia seperti Myanmar, Kamboja, serta negara-negara Non Timur Tengah.
"Sementara yang ke Timur Tengah lebih banyaknya melalui calo langsung di daerah-daerah," terangnya.
Maraknya informasi untuk bekerja di luar negeri secara cepat, mudah, serta iming-iming gaji yang besar melalui media sosial, dia membeberkan, telah berdampak pada banyaknya kasus TPPO yang menimpa WNI. Termasuk yang menimpa PMI asal daerah Jabar.
"Kasusnya sudah banyak sebenarnya, tidak hanya Myanmar saja sehingga, kami juga melakukan upaya-upaya sosialisasi agar masyarakat berhati-hati dengan iming-iming untuk bekerja ke luar negeri secara cepat, mudah, gaji besar," katanya. (cpk)