Kakak ipar Mayang, Valeria Buring menuturkan, bahwa adiknya sering menyaksikan rekan-rekan sesama dari Indonesia disiksa,.
Sumber :
  • Endra Kusumah

Setelah Disekap di Myanmar, Mayang Trauma Mendengar Musik Keras

Kamis, 11 Mei 2023 - 16:07 WIB

Bandung Barat, tvonenews.com - Mendengar musik keras untuk mengalihkan suara penyiksaan dalam ruang penyekapan. Tentu hal ini bisa menjadi pengalaman buruk dan tidak menyenangkan bagi siapa saja. Apalagi bagi mereka yang memiliki fonofobia atau ketakutan dengan suara keras atau mungkin musik yang berlebihan, kondisi itu akan membuat rasa panik dan cemas bagi penderitanya.

Seperti yang dirasakan Theodora Mayang (37), satu diantara puluhan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar, yang diperkerjakan menjadi Scammer atau penipu online.

Kakak ipar Mayang, Valeria Buring menuturkan, bahwa adiknya sering menyaksikan rekan-rekan sesama dari Indonesia disiksa, karena tidak memenuhi target perusahaan untuk mendapatkan korban.

Mereka biasanya mengalihkan suara kekerasan terhadap temannya yang dipukul dan disiksa, dengan memutar musik kencang-kencang agar mereka tidak mendengar penganiayaan tersebut. Walaupun mereka tetap masih bisa mendengarkan.

“Ya ada trauma-traumanya, diantara mereka seperti mimpi buruk kalau mendengar musik atau suara keras, jantungnya selalu berdebar-debar,” ujar Valeria Buring kepada tvonenews.com, Kamis ( 11/05/23).

Pelaku penyiksaan biasanya menggunakan alat setrum, rotan dan pipa untuk menghajar para korban. Maka tidak heran, setelah disiksa tubuh korban menjadi lebam dan memar berwarna biru, hingga berwarna hitam keunguan.

Kondisi trauma itulah menurut Valeria, cukup dirasakan oleh Mayang hingga saat ini. Terutama saat tidur terlelap, adik iparnya selalu bangun tengah malam dan secara spontan seperti merasakan bosnya memanggil-manggil.

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:10
01:29
03:46
02:20
01:37
02:13
Viral