Pelaku predator 17 anak ditahan di Mapolres Garut, Jawa Barat..
Sumber :
  • Taufiq Hidayah

Polda Jawa Barat Hingga Mabes Polri Ikut Membantu Tangani Korban Kasus Predator 17 Anak di Garut

Jumat, 2 Juni 2023 - 15:10 WIB

Garut, tvOnenews.com - Polda Jabar hingga Mabes Polri ikut turun tangan dalam penanganan kasus sodomi terhadap 17 anak di Garut, Jawa Barat. Polda Jawa Barat dan Mabes Polri dilibatkan untuk pendampingan korban, guna proses pemulihan kondisi anak oleh dokter psikiater.

Kasus predator anak yang dilakukan oleh pelaku berkedok sebagai guru ngaji di Garut, menjadi perhatian Mabes Polri bersama Polda Jawa Barat, karena Polres Garut memiliki keterbatasan dokter psikiater untuk proses pemulihan psikis ke 17 korban. 

"Dibantu oleh dokter psikiater dan psikolog dari Mabes dan Polda, mereka akan melakukan trauma healing kepada seluruh korban. Ada pun proses penyidikan tetap di Polres," kata AKP Deni Nurcahyadi, Kasat Reskrim Polres Garut, Jumat (2/6/2023).

Sementara Kementrian Agama (Kemenag) Garut, juga merespon kasus sodomi yang dilakukan pelaku yang berpura-pura sebagai guru ngaji rumahan berinisial AS. Kemenag berdalih, bahwa pelaku tidak terdaftar dalam data base di Kemenag sebagai guru ngaji, guru madrasah, maupun ustad pondok pesantren.

"Secara kelembagaan apa dia sekarang, apakah ustad pondok pesantren, madrasah diniyah atau rumah tahfiz?, ternyata secara legalitas formalnya bukan. Jadi ini mungkin istilah home schooling (guru rumahan) dan memiliki penyimpangan seks berkedok sebagai guru," papar Muhtarom, Kepala Bidang Kemenag Garut, Kamis (1/6/2023) kemarin.

Saat ini Polres Garut masih menunggu hasil visum korban dari dokter RSUD dr Slamet Garut, karena visum  tersebut masih berproses. Sejauh ini seluruh korban telah dilakukan pemeriksaan dengan didampingi orang tuanya. Para korban mengaku dicabuli dengan berbagai aktifitas bejat.

Kasus kejahatan seksual ini terungkap pada Selasa (30/5/23). Saat Kantor Desa Sirna Sari Kecamatan Samarang Garut, Jawa Barat, mendadak ramai didatangi warga. Hal itu dipicu adanya aduan orang tua anak bahwa AS telah melakukan sodomi terhadap 17 bocah TK dan SD di kampungnya. Selanjutnya aparat desa setempat mendata sedikitnya ada 17 orang tua korban melaporkan, bahwa anak mereka menjadi korban sodomi yang dilakukan oleh AS.

"Ada 17 anak, jadi yang 14 korban di desa kami, sementara yang 3 korban lainya masuk Desa Sukalaksana. Kebetulan jalannya sama tapi desanya bersebrangan," kata Dadan Herman, Kepala Desa Sirna Sari, Selasa (30/5/2023).

Dadan menjelaskan, bahwa pengaduan pertama orang tua korban dilakukan pada hari Senin (22/5/2023) lalu, hingga akhirnya kasus sodomi yang dilakukan AS terbongkar. Laporan dilakukan setelah salah seorang korban sakit kemudian dibawa ke dokter, namun sesampainya di dokter anak tersebut mengamuk dan mengaku telah menjadi korban predator anak.

"Seluruh korban laki-laki, jadi awalnya ada orang tua korban berinisial Y, mengadu kepada saya, katanya gimana anak saya jadi korban sodomi, pelakunya yang orang dekat kampung. Nah si anak dari Y ini dibawa ke dokter karena sakit, di dokter saat pengobatan, anak tersebut bercerita seluruhnya, lengkap dengan korban lain. Untuk laporan awal waktu itu tanggal 22 Mei kemarin," tambahnya.

Kini pihak-pihak terkait tengah melakukan rehabilitasi kepada seluruh korban.(thh/rfi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:04
03:16
05:48
13:01
07:14
01:12
Viral