- Cepi Kurnia
Setelah Ribuan Al Quran Hilang di Masjid Al Jabbar Bandung, Ini Langkah Antisipasi yang Diambil DKM
Bandung, tvOnenews.com - Setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkomentar tentang hilangnya ribuan Al Quran di Masjid Raya Al Jabbar, Ustaz Deden salah satu DKM menjelaskan, hilangnya ribuan Al Quran memang tidak sekaligus dalam waktu beberapa hari. Namun sejak peresmian Masjid Raya Al Jabbar pada 30 Desember 2022, Al Quran sebagai inventaris masjid hilang hampir setiap harinya.
"Yang kita tahu gak sekaligus hilangnya memang, kan setiap waktu kita cek di tempat itu ternyata semakin berkurang," ungkap Ustadz Deden saat ditemui tvOnenews.com di Masjid Raya Al Jabbar, Selasa malam (20/6/2023).
Atas hilang hampir seribuan Al Quran itu, tentu DKM meminta kepada petugas keamanan untuk bersama-sama meningkatkan pengawasan di area dalam masjid.
"Kita tegas juga kepada masyarakat, boleh membaca Al Quran tapi itu tidak boleh dibawa pulang dan itu untuk dibaca saat berada di Masjid Al Jabbar," ungkapnya.
Sementara pihak keamanan pun sesuai arahan Gubernur Jawa Barat diminta meningkatkan pengawasan dan sosialisasi kepada para pengunjung.
"Mulai kemarin juga sudah kita sering lakukan sosialisasi, kepada pengunjung jangan sampai inventaris Masjid Raya Al Jabbar itu dibawa pulang, bukan hanya Al Quran, Mukena atau pun yang lainya," kata Danru Keamanan Masjid Raya Al Jabbar, Fanji Gumillar.
Dari sisi pengawasan yang lain tentu petugas di ruang kontrol CCTV akan terus memantau segala aktivitas yang ada di dalam masjid.
"Ia ada peningkatan pengawasan melalui kontrol CCTV," ungkapnya.
Sebelumnya, Selasa (21/6/2023), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menanggapi banyaknya Al Quran di Masjid Raya Al Jabbar yang hilang, saat disimpan di setiap sudut tempat, untuk dibaca jemaah saat berada di masjid tersebut.
Menurut Ridwan Kamil, untuk jumlah yang hilang itu sekitar seribu lebih dan bukan tujuh ribu seperti apa yang viral di sosial media. Meskipun begitu dirinya tetap mencoba berpikir positif terkait hilangnya inventaris Masjid Al Jabbar tersebut.
"Itu fakta, kehilangan. Angkanya saya koreksi tapi di atas seribu. Mungkin mereka sangat mencintai Al Quran, ingin membaca. Mungkin dibaca di rumah lebih nyaman. Tapi itu kan properti Al Jabbar, kalau mau beli bisa di online. Itu untuk dibaca di tempat. Inventaris masjid," kata Ridwan Kamil kepada wartawan, di Bandung, Senin (19/6/2023).
Ridwan Kamil menegaskan, padahal Al Quran yang ada di Masjid Raya Al Jabar itu untuk dibaca saat di masjid, bukan untuk dibawa pulang, dan itu pun sudah ada label atau tanda untuk tidak dibawa pulang.
"Sudah diantisipasi dengan sablon, properti Al Jabbar. Tergantung keimanan masyarakat. Al Jabbar harus diapresiasi sudah tertata, butuh waktu. Ini juga sama. Setelah diberitakan, orang berpikir. Mungkin enggak dikasih tahu saja. Diedukasi bahwa itu properti Al Jabbar untuk dibawa di tempat," ungkapnya.(cep/rfi)