- Instagram @alshadahmad
Setelah Kematian Anakan Harimau Benggala Milik Alshad Ahmad, BRIN dan KLHK akan Melakukan Penelitian Penyebabnya
Bandung, tvOnenews.com - Badan Riset dan Inovasi (BRIN) rencananya bakal melakukan penelitian, matinya harimau Benggala milik Alshad Ahmad di lokasi penangkaran rumah di Jalan Kiputih, Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Taufik Nugraha, staf Sekretariat Kewenangan Ilmiah Keanekaragaman Hayati (SKIKH) BRIN mengatakan, memang sudah mendapatkan informasi tentang rencana untuk melihat langsung, tetapi masih menunggu info dari pihak KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).
"Masih menunggu dari KLHK terkait penelitian dan pemeriksaan penyebab matinya harimau Benggala (Alshad Ahmad)," kata Taufik Nugraha saat dihubungi tvOnenews.com, Jumat (28/7/2023).
Namun demikian Taufik menambahkan, bahwa pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut soal hal itu. Pasalnya masih menunggu hasil penelitian.
"Sekali lagi untuk waktu pun tergantung dengan temuan, nanti tindak lanjut seperti apa nantinya," ungkapnya.
Sementara Koordinator Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, Eri Mildranaya mengatakan, sesuai arahan dari pimpinan, akan menunggu hasil kajian menyeluruh KLHK dengan BRIN minggu ini.
"Dan hasilnya akan disampaikan oleh Pak Dirjen kang." ungkapnya.
Sebelumnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar telah melakukan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap harimau Benggala Milik Alshad Ahmad di kediamannya di Jalan Kiputih, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung Jawa Barat. Dari keterangan BAP yang dibuat pihak BKSDA bahwa harimau Benggala betina bernama Cenora itu mati pada 24 Juli 2023 saat dibawa ke klinik dokter hewan. Awal kematian anakan harimau itu menurut keterangan BAP, diawali dengan penurunan kondisi tubuh pada 24 Juli 2023 pukul 05.30 WIB, ditandai nafsu minum berkurang dan kaki kiri belakang bergetar dan mengerang.
"Selanjutnya dilakukan penanganan oleh paramedis dengan melakukan perabaan pada daerah kaki yang gemetaran dan perangsangan anus untuk bisa buang air besar, dengan hasil keluar kotoran dengan konsistensi normal. Namun setelah itu sekitar 10 menit kemudian anakan harimau Benggala mengalami muntah encer sebanyak empat kali," kutipan BAP pihak BKSDA Jabar di rumah Alshad Ahmad, yang dilakukan oleh tim Kasie KSDA Wilayah III Bandung, Halu Oleo saat ditemui tvOnenews.com, Rabu (26/7/2023).
Dalam BAP itu juga disebutkan, akibat kondisi anakan harimau tersebut terus memburuk. Sekitar pukul 11.30 WIB sempat diinfus, namun pada pukul 15.00 WIB, harimau tersebut mati.
"Kita masih belum bisa memastikan untuk penyebab apa kematian itu, masih menunggu hasil lab," ungkap Halu Oleo.
Sementara itu Alshad sendiri saat ditemui tak berkomentar banyak. Bahkan dirinya mengatakan, untuk mengetahui kondisi penyebab kematian anakan harimau miliknya, masih menunggu hasil lab. Ia pun menjelaskan anakan harimau Benggala itu yang mati ada 6 ekor namun tidak sekaligus, yaitu dengan beberapa kali lahiran kemudian mati. Namun yang kuat bertahan lama yang terakhir bernama Cenora.(cep/rfi)