Tangkapan layar video viral, saat kelompok Syiah melakukan ritual di Gegerkalong, Kota Bandung, Jawa Barat..
Sumber :
  • Istimewa

Video Viral Ritual di Gegegerkalong Bandung Ternyata Kelompok Syiah, Ini Komentar Perwakilannya, Warga Sekitar serta MUI

Selasa, 1 Agustus 2023 - 20:08 WIB

Bandung, tvOnenews.com - Ketua Ahlulbait Indonesia DPD Kota Bandung Rustana Adhi serta MUI menyatakan bahwa memang benar, sekelompok orang yang viral melakukan ritual di Gegerkalong, Kecamatan Isola, Kota Bandung, Jawa Barat tersebut adalah kelompok Syiah.

Lebih lanjut Rustana mengatakan bahwa kejadian itu berawal saat mereka sedang melaksanakan ritual Asyura, pada tanggal 1-10 Muharam. Awalnya kegiatan berjalan lancar dan tidak ada masalah, bahkan telah berkoordinasi dengan kepolisian.

"Jadi video itu sepertinya ada di depan gedung kami Husen Al Zahro, itu ada kost-kostan, itu diambil gambar, pas acara mahtam setelah ceramah, baru ziarah, memang saat itu dipadamkan lampunya agar lebih khusuk, tepuk dada, tampaknya dari kost-kostan itu ada sedikit lampu merah ke atas, sedikit menari menurut si perekam, padahal itu gerakan tangan tepuk dada, rasa kesedihan terbunuhnya Husein di Karbala," ungkapnya.

Rustana melanjutkan, lalu video tersebut disebarkan oleh si perekam, hingga mengundang reaksi dari pihak yang tidak senang dengan kegiatan kelompok Ahlulbait, kemudian terjadilah aksi.

"Pas malam Sabtu kalau gak salah, karena kami sampai malam Jumat ada acara gak ada apa-apa, itu bahkan sampai Jumat pagi pun acara doa saja itu gak ada masalah, lancar, pas acara kabuyutan itu disebar," ungkapnya.

Terhadap rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat yang akan menugaskan timnya untuk mendatangi, Rustana menyambut baik langkah tersebut, agar menjadi terbuka.

"Kita Qurannya sama, solatnya sama, hanya kami solat disatukan, Zuhur dan Ashar digabung, Magrib dengan Isya sama digabung, Subuh tersendiri, jadi lima waktu di tiga kalikan," ungkapnya.

Kemudian kata Rustana, kelompok Syiah mengakui ada Imamah sedangkan di Sunni itu tidak ada.

"Di Sunni adanya Khalifah, kami ini Imamah, 12 Imamah yang suci dan maksum," ungkapnya.


Tanggapan MUI Jawa Barat

Sementara itu Ketua Komisi Bina Mualaf MUI Kota Bandung KH Cecep Sudirman Anshary membenarkan, bahwa ritual sekumpulan orang yang sempat viral tersebut merupakan kelompok Syiah.

"Karena saat ritual itu ada adat Sunda, tapi kenapa yang dipraktekan adat Karbala yang ada di Iran, ini sudah tidak masuk, tidak nyambung," katanya.

Ditambahkan, dalam ritual mereka ada cara-cara menyakiti diri, dengan aktifitas inkonstitusional, di dalam masjid tidak diperbolehkan adanya ritual-ritual seperti itu.

"Tidak boleh, itu rumah Allah tentu di dalamnya harus disucikan tidak boleh dikotori. Dan ini tentu dikatakan menyimpang, harus ada ketegasan," ungkapnya.

Namun demikian MUI Kota Bandung meminta masyarakat sekitar tetap bisa menahan diri dan jangan terprovokasi, karena faham tersebut memang sudah ada sejak lama. Bukan hanya di Bandung namun juga di daerah lain.

"Mereka salat lima waktu digabung, tentu kan ini sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam," ungkapnya.


Tanggapan Warga Gegerkalong, Bandung

Sementara itu warga Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung memang sudah lama mengetahui adanya faham Syiah di wilayahnya. Namun karena tidak ingin ada gesekan atau konflik, warga berharap agar pihak berwenang atau pemerintah yang bisa membubarkannya.

"Jadi kegiatan itu memang setiap tahun rutin bahkan dari berbagai wilayah jamaah Al Jawad itu memang melakukan ritual tersebut dan itu tidak dilakukan di Masjid  Nurul Falah, namun di depan gedung yang memang berdekatan dengan masjid," kata salah satu tokoh masyarakat sekitar Ustad Cepi Triatna yang ditemui tvOnenews.com Selasa (1/8/2023).

Bahkan beberapa waktu lalu sejumlah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang berdekatan dengan wilayah Gegerkalong sempat mendatangi tokoh masyarakat dan agama di Masjid Nurul Falah.

Mereka khawatir jika masjid yang berdekatan dengan jemaah Al Jawad itu terpengaruh ajaran yang tidak sesuai dengan Al Quran yang beredar di masjid.

"Kebetulan marbot di Masjid Nurul Falah itu mahasiswa UPI, mereka khawatir ada ajaran atau faham yang tidak sesuai dengan ajaran Al Quran," ungkapnya.

Namun demikian kata Cepi, meskipun mengetahui kegiatan kelompok tersebut, tentu tokoh masyarakat agama di sini tidak bisa membubarkan mereka. 

"Karena selain tidak ingin ada gesekan yang menimbulkan keributan, tentu untuk membubarkannya kewenangan pemerintah," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Ketua DKM Masjid Nurul Falah, Ustad Lili, bahwa sejak ia datang ke Gegerkalong tahun 1994, faham Syiah sudah ada di situ, bahkan  menurut informasi sebagian warga, sejak tahun 1980.

"Syiah sejak saya masuk ke Gegerkalong tahun 1994 sudah ada, menurut informasi sebagian warga sejak tahun 1980 an," ungkapnya.

Lili mengatakan sebelum dirinya menjadi DKM saat ini, DKM Masjid Nurul Falah dipimpin oleh tokoh dari kelompok Syiah.

"Dan yang mengupayakan pembangunan Masjid Nurul Falah sebagiannya mendapatkan dana dari Iran," ungkapnya.

Namun ia bersyukur, sejak pengurus DKM berganti atas persetujuan warga, faham tersebut tidak ada lagi di lingkungan Masjid Nurul Falah.

"Setelah itu Ketua DKM dan pengurus Masjid Nurul Falah diganti oleh masyarakat Sunni sampai sekarang, sudah  dalam pengelolaan DKM ahli Sunni," ungkapnya.

Ia mengatakan saat dipimpin tokoh Syiah masyarakat tidak mau salat di Masjid Nurul Falah.

"Alhamdulillah begitu sudah dikelola ahli Sunni, makmur Nurul Falahnya sampai sekarang," katanya.(cep/rfi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral