- timtvOnenews.com - Opih Riharjo
Panji Gumilang Ditetapkan Tersangka, Kemenag Indramayu Tunggu Arahan Pusat Bina Guru dan Santri
Indramayu, tvOnenews.com - Kementerian Agama (Kemenag) Indramayu masih menunggu arahan pemerintah pusat untuk melakukan pembinaan pendidikan kepada pengajar dan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun. Pasca ditetapkannya pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, oleh Bareskrim Mabes Polri proses belajar mengajar masih berjalan normal.
Kasubbag Tata Usaha Kemenag Indramayu, Aan Fathul Anwar, menyebut saat ini Kemenag Indramayu masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat.
"Kalau kita menyerahkan ke pemerintah pusat, karena bola ini udah ada di pemerintah pusat, kita Sami'na Wa Atho'na aja kalau memang pemerintah pusat akan mengambil alih. Regulasi dan aturanya memang sesuai dengan aturan yang ada di negara ini maka kita akan ikuti apapun yang diperintahkan oleh pemerintah pusat terkait dengan Al Zaytun, intinya kementrian agama kabupaten Indramayu siap untuk memberikan pembinaan keberadaan Al Zaytun khususnya bidang pendidikan." Terang Aan kepada tvOnenews.com.
Saat ini Aan menjelaskan Kemenag Indramayu sudah berkoordinasi dengan pengurus di Ponpes Al Zaytun terkhusus soal pendidikan santri.
"Alhamdulillaah dengan ada informasi yang terkait Al Zaytun saat ini, pemerintah sudah masuk kedalam ke mah'ad Al Zaytun, tentunya kami dari kementrian agama selalu memberikan pembinaan kepada Al Zaytun, karena di Al Zaytun itu ada lembaga pendidikan, tentunya kita selalu berkomunikasi kepada seluruh guru dan khususnya kepala madrasah untuk koordinasi aktif dengan kita terkait dengan pembelajaran, dan pembelajaran saat ini normal." Papar Aan.
Lebih lanjut Aan meminta kepada pemerintah pusat untuk menjalankan investigasi secara detail di dalam pesantren yang berada di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu tersebut.
"Tentunya kami berharap dari pemerintah dari kementrian agama pusat untuk ada penelitian lebih dalam dari badan litbang terkait dengan kurikulum secara detail yang ada di Al Zaytun, dari pagi ke pagi apa yang mereka lakukan, ritme santri yang ada didalamnya, sehingga kita tidak ada syak wasangka dari seluruh elemen masyarakat terkait Al Zaytun," lanjut Aan.