Dadang Swadana, pemangkas rambut di kota Bandung, Jawa Barat yang terjerumus pinjaman online (Pinjol).
Sumber :
  • timtvOnenews.com - Cepi Kurnia

Begini Seramnya Jika Terjerumus "Pinjol", Jual Warisan Demi Tutup "Lobang" 

Senin, 14 Agustus 2023 - 16:48 WIB

Bandung, tvOnenews.com - Pinjaman Online (Pinjol) kini akrab terdengar ditelinga masyarakat Indonesia. Namun, Pinjol yang diharapkan menjadi solusi keuangan bagi sebagian orang, justru kerap menimbulkan masalah yang baru. Tidak sedikit orang yang mencari solusi sesaat, kian terjerumus ke utang yang tak pernah berujung. 

Hal itu seperti yang dialami oleh Dadang Swadana, seorang pemangkas rambut yang berkios di samping Polsek Bojong Loa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat. Dadang mengaku menyesal telah berinteraksi dengan aplikasi pinjol. Dari empat aplikasi ia terdaftar, kini Dadang berutang sebanyak Rp30 Juta.

"Awalnya saya terjerat pinjol itu dari temen yang kebetulan pelanggan. Saya tanya pinjaman buat modal, dan keperluan lainya, sama teman di sarankan pake Aplikasi Pinjaman Online, dan saya dibuatin sampai dari awalnya saya dapat pinjaman satu juta terus naik lagi," kata Dadang Swadana, saat ditemui tvOnenews.com di kios pangkas rambutnya, Minggu (13/08/2023).

Sudah tiga tahun Dadang terjerumus dalam jeratan Pinjol, dan sampai saat ini ia pun belum bisa melunasi pinjamannya itu. 

"Hutang saya saat ini sudah mencapai 30 juta rupiah lebih dan perbulan itu harus ada uang sekitar 5 jutaan," kata Dadang.

Dadang menyebut ia tidak bisa lepas dari membayar angsuran. Jika telat membayar, maka ia akan terkena denda dan bungan pinjman akan terus membengkak. Bahkan akibat lilitan utang pinjol ia terpaksa harus menjual warisan lahan milik peninggalan orang tuanya.

"Saya sempat ingin melunasi hutang saya itu dengan menutupi dari hasil jual tanah warisan tapi gak ketutup karena saya dapatnya dari hasil jual tanah itu  12 juta di bagi dua dengan Kakak saya masing masing 6 juta, dan itu gak ke tutup," ungkapnya.

Bukan hanya jeratan bunga yang membengkak jika telat membayar, Dadang juga kerap mendapat teror ke ponsel miliknya berupa pesan singkat dan panggilan dari "Debt Collector". 

"Saya suka panik kalau sudah jatuh tempo pasti bingung, sedangkan saya usaha pangkas rambut kadang rame kadang sepi anak saya sekolah tiga tiganya yang satu baru lulus, saya ingin mencoba bertanggung jawab makanya dari manapun saya mencoba untuk membayar angsuran itu," ungkapnya.

Tak hanya harta warisan yang amblas "ditelan" Pinjol, menurut Dadang perabot dirumahnya pun banyak yang dijual untuk membayar utang pinjolnya. Bahkan keluarganya pun juga kerap terabaikan. 

"Maaf saya bahkan sudah jarang bermesraan dengan istri saya karena tiap hari harus mikir bagaimana caranya melunasi itu, dan juga jalan jalan bersama anak anak juga sudah jarang dua kali lebaran saya sedih gak bisa ngajak anak anak lebaran harus tetap buka pangkas demi terkumpul buat cicilan pinjol,"ungkapnya.

Dadang pun mengimbau bagi kaum muda untuk tidak mencoba aplikasi pinjol, selain data akan disebar tentu dengan pinjol bisa merugikan keluarga dan yang lainnya.

"Saya mencoba bertanggung jawab tapi sebenernya nyesel pengen dilunasi pengen udah gak pakai lagi karena ini masih ada saya terpaksa harus kerja lebih keras sebagai tukang pangkas rambut."ungkapnya.

(cep/ fis)


 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:36
01:07
02:33
00:50
03:23
06:45
Viral