- timtvOne - Aditya Tri Wahyudi
Alami Luka Parah, Satu Korban Pramuka Ciamis Masih Dirawat Intensif
Pangandaran, Jawa Barat - FME (16) siswa pramuka SMA Negeri 1 Ciamis terpaksa harus dipindahkan dari RSUD Ciamis ke RSUD Pandega, Pangandaran oleh pihak keluarga karena kondisi FME sempat memburuk. FME adalah salah seorang korban tindak kekerasan dalam kegiatan pramuka "Lingkaran Setan".
Kondisi FME sempat memburuk bahkan saat peristiwa kekerasan dalam kegiatan pramuka itu terjadi, FME sempat jatuh pingsan hingga dievakuasi ke RSUD Ciamis.
Menurut Ani orang tua korban, FME mengalami luka cukup serius seperti lebam di wajah, bibir pecah, pipi tergores hingga panas suhu tubuhnya mencapai 40 derajat bahkan korban sulit berkomunikasi. Kini kondisi FME berangsur membaik namun belum diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit.
"Kondisi anak saya memang paling parah diantara siswa lainnya, namun kini semakin membaik," ucap ibu FMe, Ani Susani kepada tvonenews.com, Jumat (14/1/2022).
Ani menambahkan, pemindahan anaknya dilakukan agar lebih mudah merawatnya. Meski tidak menuntut apapun, Ani berharap peristiwa ini tidak kembali terulang dalam kegiatan pramuka dan meminta pihak sekolah agar mengevaluasi kegiatan tersebut.
"Saya tidak menuntut apapun tapi saya mohon agar kegiatan ini tidak terjadi lagi dan pihak sekolah bisa mengevaluasinya," tambah Ani.
Sementara itu Unit PPA (Perlindungan Anak dan Perempuan) Satreskrim Polres Ciamis masih terus melakukan penyelidikan terhadap tindak kekerasan yang terjadi saat kegiatan pramuka SMA Negeri 1 Ciamis. Sejak beberapa hari lalu, sejumlah saksi termasuk korban sudah dimintai keterangan. Rencananya petugas juga akan memanggil pihak sekolah.
"Setelah kami menerima laporan pihak keluarga korban, kami sudah memeriksa dua orang saksi dan dua orang korban," jelas Kasi Humas Polres Ciamis, Iptu Magdalena kepada tvonenews.com.
Menurut keterangan salah satu orang tua korban, peristiwa kekerasan dalam kegiatan pramuka itu terjadi di luar lingkungan sekolah. sebanyak 75 siswa pramuka dibagi kedalam 4 kelompok atau sangga dan mengikuti 3 sesi kegiatan. Salah satu sesi terdapat kegiatan yang dinamakan 'lingkaran setan' dimana siswa harus saling menampar satu sama lain diduga senior atau kakak kelas juga ikut dalam aksi tersebut.
"Anak saya masuk ke dalam kelompok atau sangga pasukan tongkat dan mengikuti sesi lingkaran setan hingga anak saya mengalami luka lebam di wajah hingga bibir pecah," Tutur Aa Mamay, orang tua salah satu korban.
(Aditya Tri Wahyudi/ fis)