- tim tvOne - Denden Ahdani
Ada Objek Wisata Jalan Berlubang, Minat Berkunjung?
Tasikmalaya, Jawa Barat - Libur panjang lebaran tentu biasa dimanfaatkan warga untuk pergi liburan. Bagi anda yang senang tempat wisata yang menguji adrenalin, lokasi satu ini bisa menjadi rekomendasi anda untuk berlibur. Namun, jangan sampai membawa anggota keluarga.
Tempat wisata yang berlokasi di Kampung Pasanggrahan, Desa Gunungsari, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya ini, menyajikan rintangan jalan ekstrem, yang diberi nama tempat wisata jalan berlubang.
Ya, tempat wisata ini sengaja dibuat warga, sebagai bentuk sindirian kepada Pemerintah Daerah, lantaran jalan yang berlokasi di perbatasan Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, yang menjadi jalur alternatif yang sering dilewati warga ini, rusak parah, sejak lima tahun lamanya.
Pada tahun 2021 lalu sempat akan diperbaiki, pemborong pun sudah siap menyiagakan alat dan menggali lubang. Namun, tak ada angin ataupun hujan, perbaikan jalan tidak jadi dilakukan, padahal, perbaikan di jalan sebelahnya yaitu jalan Mangin dilanjutkan.
Ketua RT setempat, Eman mengatakan, berbagai upaya warga dan komunikasi dengan pemerintah sudah ditempuh, namun hanya sekedar janji yang didapat. Sudah tiga kali lebaran, jalan tersebut tak pernah kunjung ada perbaikan sekecil apapun.
"Ini kami memberi nama desa wisata jalan berlubang, karena terlalu banyak lubang. Ini sudah hampir jalan lima tahun belum ada perbaikan sama sekali. Kami inisiatif mengubur lubang, tapi tetap tak ada perhatian. Maka kami biarkan saja supaya ada perhatian dari Pemerintah," kata Eman, Rabu (4/5/2022)
"Sudah komunikasi dengan Kades, responnya akan diperbaiki. Kemarin tiga atau empat bulan kebelakang, sudah ada rencana perbaikan, tapi tidak jadi. Sekarang belum jelas kapan perbaikannya," sambungnya.
Luas jalan yang rusak diperkirakan mencapai satu kilometer. Jangan salah, jalan ini hampir setiap hari memakan korban, seperti pengendara yang terjatuh, kendaraan yang mogok, bahkan beberapa bulan lalu, jalan ini meregang nyawa warga. Kondisi diperparah ketika hujan dimana lubang tak terlihat. Ditambah pada malam hari yang minim penerangan, hanya ada dua saja penerang jalan.
"Ini jalan hampir satu kilo lebih, akibat jalan berlubang sempat memakan korban. Banyak korbannya tak terhitung, seperti yang jatuh, meninggal dan luka-luka. Yang meninggal beberapa tahun lalu karena pada saat hujan, lubang tak terlihat," ucap Maman.
Rusaknya jalan bukan hanya disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melintas, tetapi yang menjadi sebab utama adalah kualitas pengaspalan yang berbeda, karena jika dibandingkan dengan wilayah sekitar, jalan lainnya tidak menunjukan kerusakan yang fatal. Warga berharap, Pemerintah bisa hadir untuk memberikan solusi konkrit dan tak hanya sekedar janji semata. (dai/ito)