- Denden Ahdani
Sopir Angkutan Umum Keluhkan Kebijakan Beli BBM Pakai Aplikasi, Pengamat Sosial Angkat Bicara Pertanyakan Keuntungan
Sementara itu, pengamat sosial Tasikmalaya, Asep M Tamam menilai inisiatif pihak pertamina mengeluarkan kebijakan penerapan pembelian pertalite dan biosolar menggunakan aplikasi dimungkinkan agar masyarakat bisa terbiasa menerapkan pendidikan literasi digital.
Namun, pihak Pertamina harus siap dengan konsekuensi atau komitmennya. Misalnya dengan kebijakan baru ini, apa keuntungan bagi masyarakat seperti mempermurah atau mempermudah.
"Jadi mungkin di Tasikmalaya itu mau mulai diterapkan pendidikan literasi digital, jadi segala sesuatu itu berbasis aplikasi. Nah pertanyaannya, sudah siapkah warga Tasikmalaya untuk berprilaku digital seperti itu. Apakah warga Tasik sudah siap kalau misalkan menggunakan aplikasi untuk biosolar dan pertalite ini. Nah kalau siap ya tentu harus ada komitmen bahwa pengguna mendapatkan keuntungan," kata Asep M Tamam
"Apa keuntungan yang bisa didapat dari pengaplikasian kebijakan itu. Karena kan kebijakan aplikasi itu untuk mempermudah pembelian BBM, kalau kemudian tidak mempermudah dan tidak mempermurah kenapa harus dipaksakan. Kalau sekedar untuk uji coba, bisa tetapi kemudian tidak harus mempersulit pihak lain. Kedua harua betul-betul mempermudah, dan yang paling penting harus mempermurah," sambung Asep.
Asep menambahkan, jika uji coba kebijakan ini tidak berhasil, pihak Pertamina tak harus memaksakan kehendak.
Namun, di sisi lain, adanya kebijakan seperti ini juga merupakan pendidikan bagi masyarakat bahwa di era modern ini semua harus serba digital. Pada akhirnya, masyarakat harus siap dengan kebiasaan baru.
"Jika kemudian uji coba ini tidak berhasil, ya tidak harus dipaksakan. Tetapi juga di sisi lain, ini kan pengajaran tentang literasi digital, bahwa masyarakat pada akhirnya harus siap dengan kondisi seperti ini, toh mereka juga udah biasa berjualan atau berbelanja dengan berbasis digital."