- Taufiq Hidayah/tvOne
Pengungsi Banjir di Garut Mulai Terserang Penyakit
Garut, Jawa Barat – Pengungsi banjir di Garut dilaporkan mulai terserang penyakit.
Selain itu, kebutuhan bayi dan balita juga sangat terbatas. Aparat RW setempat meminta tim medis memeriksa kesehatan para pengungsi.
Dua hari setelah banjir dan longsor menimpa Garut, para pengungsi yang ditempatkan di pengungsian sementara di wilayah Dayeuh Handap dikabarkan mulai bergejala batuk dan suhu tubuh panas dingin.
"Ada yang mulai batuk, ada juga pengungsi yang mengeluh meriang panas dingin. Mungkin kemarin mereka kurang tidur saat kejadian bencana. Ditambah seharian kemarin cuaca buruk dan hujan,” kata Ketua RW Dayeuh Handap Tedi, Minggu (17/7/2022).
Selain pengungsi yang mulai terserang penyakit, aparat setempat juga meminta tambahan bantuan keperluan bayi dan balita.
Pasalnya, banyak bayi dan balita yang membutuhkan keperluan sehari-hari di pengungsian.
“Untuk pengungsi dewasa memang cukup. Yang terbatas itu keperluan untuk bayi dan balita seperti pampers, susu dan lainya," ujarnya.
Ketersediaan beras dan bahan pangan lainnya dianggap cukup. Pasalnya, dapur darurat harus memasak 60 kilogram beras bagi seluruh pengungsi dalam sehari.
Di hari kedua pascabanjir luapan Sungai Cipeujeuh dan Sungai Cimanuk, Pemerintah Daerah Garut telah menetapkan status masa tanggap darurat bencana selama 14 hari. (thh/nsi)