- Tim tvOne/Rizki Agustana
Soal Video Viral Antara TNI dan Supir Angkot di Sukabumi, Ini Kronologinya
Sukabumi, Jawa Barat - Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 310 Kidang Kencana, Mayor Yudhi Heriyanto membeberkan kejadian video viral TNI vs angkot dalam klarifikasi kejadian tersebut di Makodim 0607 Kota Sukabumi, pada Rabu (20/7/2022).
Kejadian tersebut awalnya ketika dirinya dalam perjalanan pulang dari acara di Jakarta, setibanya di SPBU di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor, tepatnya di Kampung Ongkrak, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, akan melaksanakan salat magrib dan istirahat
"Saya yang menggunakan pakaian sipil dan kendaraan pribadi pulang dari Jakarta, mulai keluar tol Cigombong jam 15.00 WIB sudah mulai macet, tiba di SPBU pukul 18.00 WIB. Pada saat akan belok ke rest area SPBU tersebut, tiba-tiba datang angkot dari arah berlawanan yang meluncur di jalur tengah sehingga berhadap-hadapan dengan mobil saya," ujarnya.
Yudhi menambahkan, setelah itu sopirnya turun untuk menegur sopir angkot tersebut, akan tetapi sopir angkot malah memukul sopirnya. Khawatir dengan keadaan sopirnya, akhirnya turun dan bilang kepada sopir angkot bahwa dirinya anggota TNI sambil melerai pertikaian tersebut.
"Tapi entah siapa yang ngomong tentara monyet lah, tentara anjing lah. Sebenarnya nggak usah saya, bapak-bapak saja manusia kalo dibilang anjing (pasti marah). Pada saat itu juga saya mencium bau alkohol. Bahkan ada yang mau miting (mencekik) saya namun saya dorong," tuturnya.
Pada pukul 19.30 WIB, lanjut Yudhi, datang rombongan anggota Yonif 310/KK dengan mengendarai mobil dan motor mencari dan mengejar para supir angkot tersebut dan berhasil mengamankan 5 orang supir angkot 09 jurusan Cibadak-Cicurug yang diduga terlibat dalam keributan peristiwa tersebut.
Sementara itu, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0607 Kota Sukabumi, Letlkol Inf Dedy Ariyanto mengatakan bahwa kejadian tersebut merupakan kesalahpahan yang harus diluruskan. Sehingga permasalahan yang sebenarnya tidak lari kemana-mana, masalahnya adalah kepadatan lalu lintas yang perlu kesadaran disiplin dan tidak ada yang dirugikan.
"Sebanarnya bukan pengeroyokan, itu semua terjadi spontanitas. Namanya di lapangan kemudian terjadi kesalahpahaman, cekcok tapi saat itu oleh komandan batalyon sudah langsung dikendalikan dan minta ke anak buahnya untuk kembali. Masalahnya sudah diselesaikan. Namanya kita menghadapi sopir mabok, kita yang waras yang ngalah," ujar Dedy.
Pasukan yang datang itu sifatnya spontan karena mendengar laporan komandan batalyonnya dikeroyok oleh sopir-sopir angkot, kemudian mereka secara spontanitas ingin melindungi komandannya. Setelah sampai di lokasi kejadian, komandan ada di sana dan dijelaskan, dan permasalahan dapat diselesaikan.
Di lain pihak Pembina Angkot Jalur 09, Adang Edi Ridwan meminta maaf kepada institusi TNI atas kesalahpahaman ini dan berharap ini adalah kejadian yang terakhir terjadi perselisihan antara TNI dan para sopir angkot.
"Saya sebagai pembina di jalur 09, atas nama rekan-rekan meminta maaf kepada TNI atas kejadian yang tidak diinginkan, atas terucapnya kata-kata yang tidak berkenan yang terucap dari oknum para sopir angkot. Mohon maaf kepada Dandim wabilkhusus kepada Danyon," ujar Adang. (raa/mii)