- tim tvOne - Aditya Tri wahyudi
Ingin Lihat Warga Bisa Sholat Berjamaah, Brigadir Polisi Ini Sisihkan Uang Bangun Masjid di Pelosok Pegunungan
Ciamis, Jawa Barat - Cerita polisi berpangkat Brigadir yang satu ini berbeda dari yang sedang ramai diperbincangkan publik. Brigadir polisi Ruslan setiap hari menempuh jarak puluhan kilometer dari rumah menuju tempat kerjanya di kampung Legok Menong, Desa Sidamulih, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Kampung Legok Menong ini merupakan wilayah paling ujung di selatan Kabupaten Ciamis yang berbatasan dengan Kabupaten Pangandaran dan berada di wilayah pegunungan Geger Bentang.
Brigadir Ruslan kini tengah disibukan dengan pembangunan sarana ibadah masjid di kampung tersebut. Sejak berdirinya kampung itu, warga setempat tidak memiliki sarana ibadah masjid. Jarak terdekat untuk bisa sholat berjamaah dan mengaji anak-anak, harus ditempuh sejauh lebih dari 3 kilometer dengan berjalan kaki.
"Sejak saya ditugaskan di Desa Sidamulih ini, saya terenyuh melihat warga yang berjalan kaki cukup jauh untuk bisa sholat berjamaah, terlebih saya kasihan melihat anak-anak yang ingin mengaji namun masjidnya sangat jauh," tutur Brigadir Ruslan kepada tvonenews, Kamis (21/7/2022).
Brigadir Ruslan kemudian mengumpulkan seluruh warga setempat termasuk tokoh agama untuk membangun masjid dan hasilnya seorang warga kampung Legok Menong bersedia menghibahkan tanah seluas 210 meter untuk dibangun masjid.
Brigadir Ruslan yang merupakan Babinmas setempat merasa terpanggil untuk membantu pembangunan masjid sehingga rela menyisihkan uang gaji bulanannya untuk membeli material bahan bangunan membangun masjid.
"para pekerjanya warga sini pak dan mereka tidak diberi upah, sementara untuk memenuhi kebutuhan makan pekerja yang membangun masjid, ibu-ibu menyediakannya setiap dua kali sehari," tambah Brigadir Ruslan.
Brigadir Ruslan juga menerangkan, membutuhkan biaya sebesar Rp120 juta untuk merampungkan pembangunan masjid tersebut. Kini tahap pembangunan baru berjalan 45 persen.
Pengerjaan konstruksi masjid juga dilakukan bila uang kas yang dikumpulkan oleh ketua RT dan RW setempat sudah cukup untuk membeli bahan bangunan. Bila uang habis, pembangunan untuk sementara dihentikan hingga ada uluran bantuan dari dermawan.
"Warga sangat berharap memiliki masjid untuk sarana ibadah mereka, terutama anak-anak yang ingin mengaji tanpa harus menempuh jarak yang jauh dengan berjalan kaki," pungkas Brigadir Ruslan. (atw/ito)