- Eko Hadi
Sedikitnya 63 Desa Terdata Rawan Longsor dan Tanah Bergerak di Bogor, Warga Terdampak Minta di Relokasi
Bogor, Jawa Barat - Warga Kampung Cibugis, Desa Banyuwangi, Kecamatan Cigudeg, khawatir atas peristiwa longsor di wilayahnya tersebut. Mereka meminta Pemerintah Kabupaten Bogor segera menyediakan lokasi relokasi, agar tidak terganggu dengan kondisi alam di sekitarnya.
Warga Kampung Cibugis, Imas mengatakan, Senin (19/9/22), terputusnya jalan akses di Desa Banyuwangi setelah longsor beberapa hari lalu, mengganggu aktivitas warga untuk mulai sekolah, pergi ke pasar, dan lainnya.
“Longsoran dengan lebar hampir 15 meter ini benar benar tidak bisa dilalui kendaraan, baik motor maupun mobil,” katanya.
Ditambahkan Imas, warga yang masih bertahan di Kampung yang sudah ditetapkan sebagai wilayah zona merah ini berharap segera mendapatkan tempat atau rumah relokasi tetap.
“Seperti ratusan warga kampung lainnya yang saat ini sudah menempati rumah Hunian Tetap (huntap) yang lokasi lumayan jauh dari area ini,” ujar Imas.
Kasie Kedaruratan dan Logistik (Ratik) BPBD Kabupaten Bogor, Adam mengatakan pergeseran tanah di Cigudeg itu memang memutus jalur ke Kampung Cibugis dan memang Kampung Cibugis itu merupakan kampung yang sudah di relokasi tahun 2016.
“Seharusnya kampung tersebut memang sudah kosong namun masih ada warga yang masih bertahan disana sekitar 20 KK /50 Jiwa dan itu diungsikan,”kata Adam.
Terjadi longsor kata Adam karena saat itu terjadi hujan deras dan memang wilayah tersebut masuk zona merah rawan longsor.
“Kami pun mengimbau masyarakat yang sudah dievakuasi dari kampung Cibugis tidak kembali lagi kesana dan warga pun saat ini sedang membuat jalan alternatif karena akses utama terputus,”katanya.
Adam mengatakan tidak ada korban jiwa namun tercatat total keseluruhan 10 KK mengungsi, 147 KK 572 Jiwa Terdampak , 131 KK 448 jiwa terancam.
“Untuk rumah yang rusak ringan ada 246 unit, rusak sedang 74 unit, dan 8 unit rusak berat. Untuk fasilitas umum yang rusak itu akses jalan penghubung, Mushola, Villa dan banguna paud,” ungkapnya.
Sementara berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Bogor sebanyak kurang lebih terdapat sekitar 60 titik di 24 kecamatan yang rawan longsor dan tanah bergerak. Data tersebut berdasarkan hasil mitigasi dari tiap kecamatan di Kabupaten Bogor sampai hari ini.
Agus Suyatna Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor menjelaskan, BPBD telah melakukan sosialisasi ke masyarakat.
“Pembentukan Destana (Desa Tangguh Bencana) ada 63 desa yg sdh terbentuk berdasarkan Perbup Destana nomor 40 tahun 2022,” terangnya.
Serta melakukan, masih kata Agus, SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana) yaitu sosialisasi dan simulasi ke sekolah-sekolah dalam rangka mitigasi bencana dengan membuat perbup SPAB nomor 53 tahun 2022.
“Menjalin kerjasama dengan stakeholder dan relawan untuk mitigasi dan mitra bila terjadi bencana melalui forum PRB (Pengurangan Resiko Bencana), ulasnya.
Sebelumnya wilayah Kabupaten Bogor dalam kurun waktu satu minggu telah terjadi bencana alam tanah bergerak dan longsor. Pada Rabu (14/9/2022) lalu terjadi tanah bergerak di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang. Lalu pada Sabtu (17/9/2022) terjadi tanah longsor di Desa Banyu Wangi, Kecamatan Cigudeg Kabuopaten Bogor. (ekh/ade)