- Taufiq Hidayah/tvOne
Prilaku Biseksual Disebut KPA Jadi Penyebab Utama Penularan HIV di Garut
Garut, tvOnenews.com - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Garut, turut menyoroti temuan 3.000 LGBT yang disampaikan para tokoh pondok pesantren kepada DPRD Garut.
KPA menyatakan angka positif HIV di Garut mencapai 1004 orang, termasuk penyebabnya adalah pelaku biseksual yang menularkan kepada ibu hamil (istrinya).
Dibanding kasus HIV transgender yang hanya 2 sampai 3 orang, biseksual lebih dominan.
Temuan 3.000 orang yang masuk ke dalam komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Garut, dipandang perkara serius.
KPA Garut ikut serta dalam audensi lanjutan, antara para tokoh pondok pesantren yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam (AUI) dengan DPRD Garut, Senin (26/12/2022) di ruang rapat Paripurna DPRD Garut.
KPA berpendapat, kasus penularan HIV tinggi di Garut selain diakibatkan pria hidung belang pencicip pekerja seks komersial (PSK), perilaku biseksual yang menularkan ke ibu hamil (istrinya) menjadi tren di Garut.
"Sekarang penularan tidak disadari masyarakat, tiba-tiba masyarakat menganggap bisa tertular, nah ini ada data, populasi kunci dilakukan pemeriksaan adalah ibu hamil, nah pas diperiksa dia positif HIV. Ini ada dua indikasi, pertama yang laki-laki suka jajan (PSK) di luar, atau kedua dia punya selingkuhan laki-laki (biseksual), jadi ia suka kepada perempuan, ia juga suka terhadap pria," terang Eidi, Komisariat KPA Garut, Senin (26/12/2022).
Perkara biseksual memang sulit diidentifikasi, pasalnya, perilaku ini terdapat pada pria yang secara gaya hidup biasa-biasa saja seperti pria pada umumnya.
Namun, perilaku biseksual merupakan tren tinggi penyebab HIV tinggi di Garut dibandingkan transgender.
"Biseksual salah satu LGBT itu dominan, kalo melihat dari jumlah kasus biseksual lagi tren naik, untuk transgender yang positif HIV cuma 2 sampai 3 orang saja," tambahnya.
Angka 1004 orang di Garut positif HIV dianggap tinggi, hal itu karena tak ada pendekatan secara agama kepada objek.
Selain pendekatan sisi medis, pendekatan agama sangat penting.
"Populasi itu didampingi, cuma kan pendampingan butuh biaya, butuh orang, bahkan selama ini belum ada pendekatan dari sisi agama, jadi selama ini baru pendekatan secara medis," tukas Eidi.
Apa itu biseksual?
Biseksual merupakan salah satu perilaku atau hasrat seksual yang menyimpang, biasanya biseksual terdapat pada diri seorang pria, bisa digambarkan biseksual memiliki hasrat seksual kepada wanita juga memiliki hasrat seksual kepada pria atau sejenisnya.
"Pria ini memiliki istri, kemudian dia punya selingkuhan laki-laki, jadi ia suka kepada perempuan (istrinya) juga suka terhadap pria," tutupnya. (thh/muu)